Harga Kripto 16 September 2025: Bitcoin CS Masih Parkir di Zona Merah
Harga aset kripto pada perdagangan Selasa, 16 September 2025, masih menunjukkan tren pelemahan. Bitcoin bersama sejumlah altcoin utama belum mampu keluar dari zona merah. Kondisi ini mencerminkan sentimen pasar yang masih berhati-hati di tengah ketidakpastian global. Investor ritel maupun institusional cenderung menahan diri untuk masuk agresif, sehingga volume perdagangan relatif rendah.
Harga Kripto 16 September 2025: Bitcoin CS Masih Parkir di Zona Merah
Bitcoin (BTC) yang biasanya menjadi acuan utama, masih terjebak dalam fase konsolidasi. Harga BTC diperdagangkan di kisaran Rp 980 juta – Rp 1 miliar atau sekitar US$ 62.000 per koin. Angka tersebut turun tipis dibandingkan pekan lalu. Meski tidak terjadi aksi jual besar-besaran, Bitcoin tetap sulit menembus level resistensi penting di atas US$ 65.000.
Para analis menilai, selama Bitcoin gagal melewati level psikologis tersebut, pasar kripto secara keseluruhan akan kesulitan pulih. Investor kini menunggu katalis baru yang dapat mengangkat harga.
Ethereum Juga Ikut Melemah
Ethereum (ETH) sebagai aset kripto terbesar kedua juga belum menunjukkan pemulihan. Harga ETH diperdagangkan di kisaran Rp 54 juta atau sekitar US$ 3.400. Penurunan ini masih dipengaruhi oleh minimnya aktivitas di sektor decentralized finance (DeFi) dan non-fungible token (NFT) yang sebelumnya menjadi motor penggerak ETH.
Meskipun jaringan Ethereum terus mengalami peningkatan efisiensi melalui pembaruan teknologinya, faktor makroekonomi global masih memberi tekanan besar.
Altcoin Populer Tertekan
Selain Bitcoin dan Ethereum, sejumlah altcoin populer juga masih parkir di zona merah. Binance Coin (BNB) turun ke kisaran Rp 8 juta, Solana (SOL) berada di Rp 2,2 juta, sedangkan Ripple (XRP) stagnan di Rp 9.500 per koin. Dogecoin (DOGE) dan Shiba Inu (SHIB) juga ikut terkoreksi, mencerminkan melemahnya minat investor pada aset kripto berisiko tinggi.
Kondisi ini menunjukkan bahwa tekanan pasar tidak hanya dirasakan aset utama, tetapi juga merata di hampir seluruh ekosistem kripto.
Sentimen Global Pengaruhi Pasar Kripto
Tekanan harga kripto belakangan ini erat kaitannya dengan kondisi makroekonomi global. Ketidakpastian arah suku bunga Amerika Serikat, pelemahan mata uang emerging market, hingga ketegangan geopolitik global membuat investor lebih memilih aset aman seperti emas dibandingkan kripto.
Selain itu, regulasi di beberapa negara masih menjadi faktor penghambat. Amerika Serikat, misalnya, memperketat aturan terkait stablecoin dan aktivitas exchange, sehingga membuat pelaku pasar bersikap lebih konservatif.
Prediksi Analis untuk Pekan Ini
Meski pasar kripto sedang melemah, sebagian analis menilai ini bisa menjadi momen konsolidasi sehat sebelum kembali menguat. Sejumlah faktor yang dapat menjadi katalis positif antara lain:
-
Kabar baik dari sektor regulasi, misalnya persetujuan ETF baru.
-
Lonjakan adopsi korporasi dalam penggunaan blockchain.
-
Stabilnya suku bunga global yang bisa mengurangi tekanan pasar.
Namun, jika tekanan makroekonomi berlanjut, Bitcoin berpotensi turun ke bawah US$ 60.000, yang bisa memicu aksi jual lanjutan.
Kesimpulan
Perdagangan kripto pada 16 September 2025 masih lesu dengan Bitcoin dan altcoin utama parkir di zona merah. Sentimen global yang belum mendukung serta sikap hati-hati investor membuat harga belum mampu bangkit. Meski begitu, sebagian analis optimistis bahwa konsolidasi ini adalah bagian dari siklus pasar yang pada akhirnya akan kembali mendorong kenaikan harga di masa mendatang.
Baca juga:Capital Group Dongkrak Investasi Bitcoin, Segini Nilainya