Stablecoin Dinilai Rawan Penipuan China Keluarkan Peringatan untuk Publik
Pemerintah China kembali mengambil langkah tegas terhadap aset kripto dengan mengeluarkan peringatan resmi kepada publik mengenai risiko penggunaan stablecoin.
Dalam pernyataan terbaru, otoritas keuangan menilai bahwa stablecoin memiliki potensi besar untuk disalahgunakan dalam skema penipuan, pencucian uang, dan kegiatan ilegal lainnya.
Peringatan ini mencerminkan kekhawatiran Beijing terhadap stabilitas keuangan nasional dan perlindungan konsumen di tengah maraknya investasi aset digital.
Apa Itu Stablecoin dan Mengapa Jadi Sorotan?
Stablecoin adalah jenis mata uang kripto yang dirancang agar memiliki nilai stabil, umumnya dipatok terhadap mata uang fiat seperti dolar Amerika Serikat.
Contoh stablecoin yang populer adalah USDT (Tether) dan USDC (USD Coin) Meski menawarkan kestabilan
dibandingkan aset kripto lain seperti Bitcoin atau Ethereum, stablecoin tetap berada di bawah pengawasan ketat karena penggunaannya sering kali berada di luar sistem keuangan formal.
Risiko Penipuan di Balik Popularitas Stablecoin
Menurut laporan regulator China, stablecoin kerap digunakan dalam transaksi lintas batas yang tidak terpantau oleh otoritas. Hal ini membuka celah bagi pelaku kejahatan siber untuk menjalankan aksi penipuan, termasuk skema investasi palsu, ponzi digital, serta transaksi gelap di pasar gelap daring. Selain itu, banyak pengguna awam tergiur oleh janji keuntungan cepat tanpa memahami risiko yang melekat pada aset digital ini.
Kasus-Kasus yang Memicu Kekhawatiran Pemerintah
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah kasus penipuan yang melibatkan stablecoin mencuat di berbagai provinsi di China.
Salah satunya adalah jaringan investasi bodong yang menggunakan USDT untuk menghimpun dana dari ribuan investor
kemudian menghilang tanpa jejak. Kasus ini mendorong pemerintah daerah dan pusat untuk meningkatkan kewaspadaan serta edukasi kepada masyarakat.
Tindakan Pencegahan dan Edukasi Publik
Sebagai respons atas meningkatnya ancaman penipuan digital, lembaga pengawas keuangan China, termasuk People’s Bank of China (PBOC)
telah meluncurkan kampanye nasional untuk mengedukasi masyarakat terkait bahaya investasi bodong berbasis stablecoin.
Kampanye ini menyasar berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pelajar, pekerja kantoran, hingga pensiunan, agar tidak mudah terjebak dalam skema ilegal yang menggunakan jargon teknologi dan kripto.
Larangan dan Pengawasan Aset Digital di China
Sejak tahun 2021, China secara resmi melarang semua bentuk transaksi dan aktivitas terkait kripto, termasuk perdagangan, penambangan, dan promosi aset digital.
Namun, penggunaan stablecoin masih kerap ditemukan secara tersembunyi, terutama dalam transaksi luar negeri dan dunia maya.
Oleh karena itu, pengawasan terhadap stablecoin semakin diperketat dengan kerja sama antara lembaga keuangan, otoritas keamanan siber, dan aparat penegak hukum.
Tanggapan Komunitas Kripto dan Internasional
Peringatan dari pemerintah China ini juga menimbulkan reaksi dari komunitas kripto global. Beberapa pelaku industri menganggap
bahwa pengawasan terhadap stablecoin penting untuk mencegah penyalahgunaan, namun juga menekankan perlunya regulasi yang seimbang agar tidak menghambat inovasi.
Di sisi lain, negara-negara seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa pun sedang menyusun kebijakan serupa untuk mengatur peredaran dan penggunaan stablecoin secara lebih ketat.
Stabilitas Keuangan Jadi Prioritas Utama
China menekankan bahwa peringatan terhadap stablecoin merupakan bagian dari upaya menjaga stabilitas sistem keuangan domestik.
Pemerintah tidak ingin masyarakat tergoda oleh instrumen yang belum teruji sepenuhnya, terutama yang dikendalikan oleh entitas swasta tanpa regulasi jelas.
Langkah ini juga menjadi sinyal bahwa China tetap berkomitmen terhadap pembangunan sistem keuangan digital yang aman, transparan, dan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kesimpulan: Bijak dalam Mengelola Risiko Aset Digital
Stablecoin mungkin menawarkan kemudahan dan stabilitas dalam transaksi digital, namun tanpa regulasi dan edukasi
yang memadai, aset ini bisa menjadi alat penipuan yang merugikan masyarakat. Peringatan pemerintah China adalah pengingat penting
bahwa keamanan finansial harus menjadi prioritas utama di tengah perkembangan teknologi finansial.
Masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dan tidak mudah percaya pada janji keuntungan besar yang tidak masuk akal, terutama jika melibatkan stablecoin dan platform tidak resmi.
Baca juga: Harga Kripto 7 Juli 2025: Bitcoin Dkk Kembali Perkasa