Korban Trump Harga Emas Jeblok, Jadi Barter Tutupi Kerugian Bandar
Indonesia – Harga emas dunia mengalami tekanan signifikan setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa. Harga logam mulia ini terpaksa melemah menyusul aksi jual yang meningkat akibat dampak kebijakan tarif impor Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Pada perdagangan Rabu (3/4/2025), harga emas dunia di pasar spot merosot 0,66% dan berada di level US$3.112,83 per troy ons. Penurunan ini terjadi setelah emas sempat mencatatkan rekor baru pada level US$3.167,57 per troy ons. Bahkan, dalam perdagangan intraday, harga emas menyentuh level terendahnya di US$3.053,87 atau mengalami penurunan lebih dari 2%.

Aksi Jual Setelah Rekor Tertinggi
Penurunan harga emas yang terjadi pada Kamis juga cukup signifikan setelah sempat jatuh lebih dari 2% dari rekor tertinggi sebelumnya. Pada hari Jumat (4/4/2025), hingga pukul 06.30 WIB, harga emas dunia di pasar spot kembali melemah sebesar 0,01% dan berada di posisi US$3.112,7 per troy ons.
Koreksi harga emas ini dipicu oleh meningkatnya aksi jual di kalangan pelaku pasar. Para investor melakukan aksi ambil untung setelah harga emas mencapai puncaknya. Selain itu, adanya tekanan deleveraging di pasar turut mendorong aksi jual logam mulia tersebut.
Faktor Penyebab Penurunan Harga
Salah satu faktor utama yang memicu aksi jual ini adalah kebijakan tarif impor AS oleh Presiden Trump. Kebijakan tersebut menimbulkan kekhawatiran di pasar keuangan, terutama karena dampaknya yang bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi global. Akibatnya, para pedagang emas batangan terpaksa menjual sebagian kepemilikan mereka guna menutupi kerugian dari margin call di kelas aset lain.
Peter Grant, Wakil Presiden sekaligus ahli strategi logam senior di Zaner Metals, menyatakan bahwa ketika tekanan deleveraging terjadi, pasar akan mencari peluang pembelian pada saat terjadi penurunan harga.
“Orang-orang menjual posisi yang menguntungkan untuk menutupi margin tersebut, tetapi saya pikir dalam jangka panjang mereka akan terus mencari tempat berlindung yang aman, dan emas tentu saja termasuk di antaranya,” ujar Grant kepada Reuters.
Baca juga:Menggila Harga Emas Antam Hari Ini Rekor Lagi, Nyaris Rp 1,84 Juta
Prospek Harga Emas
Meski mengalami koreksi, prospek harga emas tetap dinilai positif dalam jangka panjang. Hal ini dikarenakan lintasan pergerakan emas masih terlihat utuh dengan peningkatan lebih dari US$500 per troy ons sepanjang tahun 2025.
David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, menyebutkan bahwa pergerakan harga emas saat ini merupakan retracement atau penarikan kembali dalam tren yang lebih tinggi. Ia memandang bahwa tren kenaikan harga emas masih akan berlanjut seiring dengan meningkatnya minat terhadap aset safe haven.
Selain itu, dukungan dari bank sentral melalui pembelian emas sebagai upaya diversifikasi cadangan devisa juga berperan penting dalam mempertahankan harga emas. Kebijakan ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS akibat risiko kebijakan Trump.
Prediksi Harga Emas pada Akhir Tahun
Namun demikian, analis dari HSBC memperkirakan bahwa meskipun momentum reli emas masih berpotensi mendorong harga lebih tinggi pada semester pertama 2025, faktor pasar fisik dan finansial dapat menekan harga emas pada akhir tahun. Bank tersebut memproyeksikan harga rata-rata emas pada 2025 berada di kisaran US$3.015 per troy ons.
Kesimpulan
Tekanan pada harga emas akibat kebijakan tarif impor Presiden Trump menjadi bukti bahwa kondisi pasar keuangan dapat berubah dengan cepat. Aksi ambil untung dan margin call turut memperparah tekanan pada logam mulia ini. Meskipun demikian, prospek jangka panjang emas masih dianggap positif karena perannya sebagai aset lindung nilai. Para investor disarankan untuk tetap memantau perkembangan pasar dan mempertimbangkan potensi pemulihan harga seiring dengan stabilisasi kebijakan ekonomi global.