Kenaikan harga emas ini sejalan dengan tren penguatan di pasar global, didorong oleh pelemahan dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi.
Penguatan Harga Emas di Pasar Global
Pada perdagangan Selasa (21/1/2025), harga emas global ditutup di level US$ 2.742,47 per troy ons, mencatatkan kenaikan harian sebesar 2,27% dan mencapai level tertinggi dalam hampir tiga bulan. Tren ini berlanjut pada Rabu (22/1/2025), dengan harga emas mencapai US$ 2.743,31 per troy ons, menguat 0,03%.
Faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah melemahnya indeks dolar (DXY), yang jatuh ke level terendah tahun ini di 108,062. Pelemahan dolar membuat emas lebih terjangkau di pasar global, meningkatkan permintaan untuk logam mulia sebagai aset aman.
Dampak Kebijakan Ekonomi AS di Era Trump
Ketidakpastian terkait kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump juga memberikan dorongan terhadap harga emas. Trump mengisyaratkan kemungkinan pemberlakuan tarif universal atau bea tambahan terhadap barang impor dari Kanada dan Meksiko mulai 1 Februari. Kanada dan Meksiko adalah dua mitra dagang terbesar AS, sehingga kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di pasar global.
“Pergerakan emas sebagian besar dipengaruhi oleh ancaman tarif AS yang menyeluruh setelah pelantikan Trump,” ujar Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities.
Selama tahun pertama pemerintahan Trump pada 2017, logam mulia mencatatkan kenaikan tahunan sebesar 13%, yang merupakan performa terbaik dalam tujuh tahun terakhir. Logam mulia dianggap sebagai investasi aman di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, terutama ketika kebijakan ekonomi cenderung inflasioner.
Kenaikan harga emas Antam dan buyback mencerminkan dinamika pasar global yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan geopolitik, termasuk kebijakan tarif Presiden Trump. Dengan emas yang terus menguat, logam mulia tetap menjadi pilihan investasi aman bagi para investor di tengah ketidakpastian ekonomi global.