Trump Beri Kejutan Harga Emas Langsung Berkilau
Trump Beri Kejutan Harga Emas Langsung Berkilau
Jakarta, CNBC Indonesia – Harga emas menguat tipis setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Peningkatan ini didukung oleh pelemahan dolar AS yang memberikan dorongan bagi daya tarik emas sebagai aset safe haven.
Mengacu pada data Refinitiv, harga emas ditutup di posisi USD 2.708,06 per troy ons pada Senin (20/1/2025), mencatat kenaikan 0,24% setelah sebelumnya merosot 0,45% pada Jumat pekan lalu. Tren positif ini terus berlanjut pada Selasa (21/1/2025), dengan harga emas naik tipis 0,035% ke USD 2.709 per troy ons pada pukul 06.30 WIB.
Pelemahan Dolar AS Menopang Emas
Salah satu faktor utama yang mendorong kenaikan harga emas adalah melemahnya indeks dolar AS (DXY). Setelah pidato pelantikan Trump, indeks dolar anjlok ke 108,089, turun signifikan dari posisi sebelumnya di 109,347. Penurunan ini membuat emas, yang dihargai dalam dolar AS, menjadi lebih terjangkau bagi pembeli internasional, sehingga permintaan meningkat.
Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) yang melemah juga memberikan dampak positif pada harga emas. Karena emas tidak memberikan bunga, pelemahan imbal hasil Treasury meningkatkan daya tarik logam mulia ini sebagai investasi.
Trump Melunak, Pasar Terkejut
Dalam pidatonya, Trump mengumumkan bahwa ia tidak akan langsung memberlakukan kenaikan tarif perdagangan seperti yang sebelumnya dijanjikan selama kampanye. Sebelumnya, Trump mengancam akan mengenakan tarif 10-20% pada semua barang impor, bahkan hingga 60% untuk produk dari China. Namun, pada hari pertama masa jabatannya, ancaman tersebut tidak terealisasi.
Sebagai gantinya, Trump mengumumkan pembentukan Dinas Pendapatan Eksternal untuk mengelola tarif dan pendapatan dari perdagangan internasional. Trump mengatakan langkah ini akan memberikan pemasukan besar bagi kas negara dan membantu menghidupkan kembali perekonomian Amerika.
“Untuk tujuan ini, kami membentuk Dinas Pendapatan Eksternal untuk mengumpulkan semua tarif, bea, dan pendapatan. Akan ada sejumlah besar uang yang mengalir ke kas negara kita, yang berasal dari sumber-sumber asing. Impian Amerika akan segera kembali dan berkembang pesat seperti sebelumnya,” ujar Trump dalam pidatonya.
Analis Peringatkan Volatilitas ke Depan
Kendati Trump melunak, analis mengingatkan bahwa kebijakan ekonomi dan tarif yang diumumkan dapat membawa volatilitas pasar di masa depan. Giovanni Staunovo, analis UBS, menyebutkan bahwa masa kepresidenan Trump cenderung meningkatkan inflasi dan volatilitas pasar.
“Saya percaya masa kepresidenan Donald Trump akan mengarah pada volatilitas pasar yang lebih tinggi. Kebijakan tarifnya mungkin membuat inflasi tetap tinggi lebih lama, yang pada akhirnya mendukung aset-aset safe haven seperti emas,” kata Staunovo, dikutip dari Reuters.
Emas sering digunakan sebagai pelindung terhadap inflasi. Namun, kebijakan tarif Trump yang memicu inflasi bisa mendorong Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka waktu lebih lama. Hal ini dapat menciptakan tantangan baru bagi pasar keuangan global.
Goldman Sachs memberikan pandangan bahwa status emas sebagai aset finansial dapat membuatnya relatif aman dari tarif perdagangan yang lebih luas. “Kami memberikan probabilitas 10% terhadap tarif efektif 10% pada emas dalam 12 bulan ke depan,” tulis Goldman Sachs dalam laporan mereka.
Harga emas kembali menguat pasca pelantikan Trump, didukung oleh pelemahan dolar AS dan imbal hasil Treasury. Meski demikian, kebijakan tarif Trump berpotensi membawa gejolak pada pasar keuangan. Emas tetap menjadi pilihan investasi yang aman, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Para analis merekomendasikan pemantauan terhadap perkembangan kebijakan Trump dan dampaknya pada pasar finansial di masa mendatang.