Berdasarkan data Refinitiv, harga emas di pasar spot pada perdagangan Kamis (19/12/2024) tercatat di US$2.593,85 per troy ons, naik 0,24% dibandingkan posisi sebelumnya.
Pasar emas sempat mengalami tekanan setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan lebih sedikit pemotongan suku bunga di tahun 2025.
Namun, harga emas dengan cepat pulih karena pernyataan ini sejalan dengan ekspektasi pasar terkini, menurut analis StoneX Rhona O’Connell.
Kebijakan Federal Reserve dan Pengaruhnya
Dalam Dot Plot yang dirilis oleh Federal Reserve pada Rabu, diproyeksikan akan ada dua
pemotongan suku bunga seperempat poin di tahun depan.
Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa kenaikan suku bunga tidak mungkin
terjadi, karena fokus utama Fed adalah menurunkan inflasi ke target 2%.
Selain itu, perhatian investor kini tertuju pada sejumlah data ekonomi AS, termasuk laporan
Produk Domestik Bruto (PDB) dan klaim pengangguran yang akan dirilis dalam waktu dekat.
Data PCE inti (indeks harga konsumen), yang merupakan ukuran inflasi pilihan Fed, juga akan menjadi sorotan pada Jumat.
Emas sebagai Pilihan Investasi
Emas sering dianggap sebagai aset aman selama periode ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Namun, analis Julius Baer, Carsten Menke, menyatakan bahwa emas bukan hanya lindung nilai terhadap inflasi. Menurutnya, emas juga kembali memperoleh sebagian kerugiannya akibat kekhawatiran terkait ancaman penutupan pemerintah AS.
“Prospek ekonomi AS dalam jangka pendek hingga menengah mungkin akan membawa lebih banyak hambatan bagi emas, memperpanjang konsolidasi harga saat ini,” tambah Menke.
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi
Sementara itu, Bank Jepang mempertahankan suku bunga pada level saat ini, tetapi muncul perbedaan pendapat terkait kemungkinan kenaikan biaya pinjaman tahun depan. Hal ini menandakan potensi perubahan kebijakan moneter di Jepang, yang dapat memengaruhi pasar global termasuk emas.
Emas terus menunjukkan daya tariknya sebagai aset investasi, tetapi dengan dinamika pasar yang terus berubah, investor tetap disarankan untuk memantau data ekonomi secara seksama.