Skip to content
MININGNEW | Berita Seputar Keuangan , Emas & Binance selalu terupdate
Menu
  • Home
    • Blog
  • CRYPTO
  • Global
    • PERTAMBANGAN
    • Emas
    • BINANCE
Menu

Harga Kripto 24 Maret 2025: Bitcoin Cs Kompak Menghijau

Posted on 24 March 2025

Harga Kripto 24 Maret 2025: Bitcoin Cs Kompak Menghijau

Jakarta, 24 Maret 2025 – Harga aset kripto terpantau mengalami kenaikan kompak pada Senin pagi. Bitcoin bersama sejumlah mata uang digital populer lainnya berada di zona hijau, menandakan tren pemulihan dan optimisme pasar setelah sempat mengalami koreksi dalam beberapa pekan terakhir.

Menurut pantauan Coinmarketcap, pasar kripto global pada Senin, 24 Maret 2025, menunjukkan penguatan signifikan, dengan Bitcoin (BTC) memimpin pergerakan harga. Kenaikan ini turut mendongkrak total kapitalisasi pasar yang kini menembus USD 2,8 triliun, atau sekitar Rp 46.530 triliun (asumsi kurs Rp 16.500 per dolar AS).

Harga Kripto 24 Maret 2025: Bitcoin Cs Kompak Menghijau
Harga Kripto 24 Maret 2025: Bitcoin Cs Kompak Menghijau

Bitcoin Naik 2,48%, Kembali ke Level USD 85.946

Bitcoin sebagai kripto dengan kapitalisasi terbesar mencatatkan kenaikan sebesar 2,48% dalam 24 jam terakhir dan 3,95% dalam sepekan.

Dengan harga mencapai USD 85.946 per BTC atau setara dengan Rp 1,41 miliar, aset digital ini menunjukkan momentum pemulihan kuat.

Kenaikan harga BTC juga disokong oleh sentimen positif dari investor ritel dan institusional yang mulai kembali masuk ke pasar

di tengah meningkatnya volume perdagangan dan keyakinan terhadap potensi jangka panjang Bitcoin sebagai aset lindung nilai digital.


Ethereum, Solana, dan XRP Menguat Signifikan

Tidak hanya Bitcoin, aset kripto lainnya juga menunjukkan tren penguatan.

  • Ethereum (ETH) saat ini diperdagangkan pada level USD 2.001 atau sekitar Rp 33 juta per koin.

  • ETH naik 1,09% dalam 24 jam dan 5,90% dalam sepekan, menjadikannya salah satu altcoin yang paling stabil dalam kenaikan minggu ini.

  • Solana (SOL) naik 3,04% dalam sehari ke posisi USD 132, atau sekitar Rp 2,17 juta per koin. Dalam seminggu, harga SOL sudah menguat 4,7%, menjadikan Solana sebagai salah satu proyek blockchain yang terus mencuri perhatian karena kecepatannya dan ekosistem DeFi yang terus tumbuh.

  • XRP, token yang terafiliasi dengan Ripple, juga menunjukkan performa impresif. Dengan harga USD 2,42 atau Rp 39.930, XRP naik 2,59% dalam 24 jam dan 5,63% dalam tujuh hari terakhir.


Cardano dan Dogecoin Ikut Merangkak Naik

Beberapa kripto lain dengan kapitalisasi menengah seperti Cardano (ADA) dan Dogecoin (DOGE) juga mencatatkan tren hijau:

  • Cardano (ADA) naik 1,20% dalam sehari ke harga USD 0,7 atau sekitar Rp 11.550, dengan kenaikan mingguan 0,59%.

  • Dogecoin (DOGE), koin meme yang tetap populer, menguat 3,16% dalam 24 jam ke posisi USD 0,17 atau Rp 2.805, naik 2,35% secara mingguan.


Stablecoin Tetap Stabil: USDT dan USDC di Level USD 1

Untuk stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC), harga tetap konsisten di level USD 1,00, mencerminkan kestabilan nilai tukar

yang menjadi fungsi utama dari aset jenis ini dalam menjaga kestabilan transaksi di dalam ekosistem kripto.


Kapitalisasi Pasar Kripto Meningkat Jadi USD 2,8 Triliun

Dengan tren penguatan di berbagai aset digital, kapitalisasi pasar kripto global tercatat naik 2,23% dalam 24 jam terakhir menjadi USD 2,8 triliun

angka tertinggi dalam beberapa pekan terakhir. Ini menunjukkan arus masuk modal yang meningkat

seiring meningkatnya optimisme investor terhadap prospek jangka menengah hingga panjang pasar kripto.

Baca juga:Harga Emas Antam Termurah Rp932.000, Borong Mumpung Belum Naik


Bank Sentral Dunia Masih Waspada terhadap Kripto

Meski harga kripto menguat, tidak semua pihak menyambut tren ini dengan tangan terbuka. Beberapa bank sentral

dunia tetap menunjukkan sikap hati-hati bahkan menolak untuk menjadikan aset kripto sebagai bagian dari strategi cadangan devisa mereka.

✦ Bank Sentral Swiss: “Kripto Bukan Aset Strategis”

Wakil Presiden Bank Sentral Swiss (SNB), Martin Schlegel, menegaskan pihaknya tidak memiliki rencana untuk memasukkan Bitcoin atau kripto lain ke dalam cadangan devisa.

Alasannya, menurut Schlegel, adalah karena fluktuasi harga yang ekstrem, perlindungan hukum yang lemah, dan kerentanan teknis dari sistem blockchain yang digunakan.

“Kami tidak memiliki rencana untuk membeli aset kripto,” ujarnya dikutip dari Bitcoin.com.

Menurutnya, mata uang digital belum dapat memenuhi fungsi dasar cadangan devisa, yang harus stabil, aman, dan mudah dilikuidasi kapan pun dibutuhkan oleh kebijakan moneter nasional.


✦ Korea Selatan Sependapat dengan Swiss

Hal serupa juga ditegaskan oleh Bank Sentral Korea Selatan, yang baru-baru ini menolak proposal untuk memasukkan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan devisa nasional.

Dalam pernyataannya, Bank Korea menyebut bahwa Bitcoin tidak memenuhi kriteria stabilitas, likuiditas, dan keandalan yang diperlukan menurut standar Dana Moneter Internasional (IMF).


✦ Amerika Serikat Justru Beri Dukungan Kripto

Menariknya, posisi Amerika Serikat berbanding terbalik dengan dua negara Asia-Eropa tersebut.

Presiden Donald Trump baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk Cadangan Bitcoin Strategis AS

mengubah aset kripto yang sebelumnya disita menjadi bagian dari “Benteng Knox digital”.

Langkah ini menunjukkan bahwa meskipun belum semua negara mengadopsi kripto sebagai cadangan devisa, tapi dukungan politik dari negara adidaya seperti AS bisa menjadi katalis positif bagi pasar global.


Sentimen Global: Optimis tapi Tetap Waspada

Dengan perbedaan kebijakan antarnegara, pasar kripto tetap berada di tengah tarik-ulur antara dukungan adopsi teknologi dan keraguan regulasi.

Namun, melihat tren harga saat ini, jelas bahwa investor ritel dan institusi mulai menunjukkan minat kembali, setelah kondisi pasar yang cenderung stagnan dalam beberapa bulan terakhir.

Faktor-faktor seperti integrasi teknologi blockchain, pengembangan stablecoin oleh bank sentral (CBDC)

dan regulasi kripto yang mulai jelas di banyak negara, turut memberikan sentimen positif terhadap pasar.


Kesimpulan: Hari Cerah untuk Kripto, Tapi Waspada Angin Kencang

Harga kripto yang menghijau pada 24 Maret 2025 menjadi angin segar bagi para investor.

Meski begitu, fluktuasi tinggi dan perbedaan sikap pemerintah di berbagai negara menunjukkan bahwa pasar masih dalam masa transisi menuju adopsi yang lebih stabil.

Bagi investor, ini adalah momentum yang bisa dimanfaatkan, dengan catatan melakukan analisis mendalam dan manajemen risiko yang ketat.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Captcha loading...

TOPIK POPULER

  • Berita Olahraga Terdunia
  • Belajar Bisnis Sekarang!

Recent Posts

  • Prediksi Harga Emas Selasa 3 Juni, Diramal Sentuh Level Segini
  • Tiga Skenario Harga Emas Juni 2025: Stabil, Turun, atau Bangkit?
  • Bitcoin Jelang Juni 2025: Antara Harapan Kenaikan dan Ancaman Koreksi
  • Emas Antam 30 Mei 2025 Kembali Sentuh Rp 1,9 Juta Per Gram
  • Pasar Kripto Tertekan Kebijakan The Fed Buat Investor Gelisah

Archives

  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
©2025 MININGNEW | Berita Seputar Keuangan , Emas & Binance selalu terupdate | Design: Newspaperly WordPress Theme
Go to mobile version