Bitcoin Diprediksi Jadi Aset Utama Perusahaan
Jakarta – Pengusaha dan mantan kandidat presiden AS, Vivek Ramaswamy, memprediksi bahwa Bitcoin akan menjadi aset utama bagi perusahaan seiring dengan berakhirnya era uang mudah dan perubahan dalam kebijakan investasi global.
Dilansir dari Coinmarketcap pada Jumat (21/2/2025), Ramaswamy menyatakan bahwa perusahaan perlu meninjau kembali standar investasi mereka,

termasuk mempertimbangkan tingkat pengembalian minimum yang layak untuk suatu proyek. Dalam kondisi ekonomi yang berubah, Bitcoin akan semakin memainkan peran strategis sebagai aset cadangan perusahaan.
Tren Adopsi Bitcoin oleh Perusahaan
Pernyataan Ramaswamy ini muncul sebagai tanggapan atas komentar Matt Cole, CEO manajer aset Strive Funds, yang menyatakan bahwa pada tahun 2025, banyak perusahaan akan mulai mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan mereka.
Cole mengamati bahwa sejak tahun 2022, fokus utama pemegang saham telah mengalami perubahan signifikan.
Jika sebelumnya pemegang saham lebih mendukung kebijakan terkait keberlanjutan dan inklusivitas, kini perhatian mereka beralih ke ketahanan finansial.
Cole percaya bahwa tekanan dari pemegang saham aktivis dapat mempercepat adopsi Bitcoin dalam dunia korporasi,
dengan perusahaan yang lebih dulu mengadopsinya akan mendapatkan keunggulan kompetitif dibandingkan pesaing mereka.
Bahkan, Cole telah menyatakan rencananya untuk mendorong setidaknya satu perusahaan di setiap sektor agar menerapkan standar berbasis Bitcoin pada tahun 2025.
Meningkatnya Investasi Bitcoin dalam Korporasi
Tren ini terjadi di tengah meningkatnya investasi dari pemerintah dan sektor korporasi terhadap Bitcoin dan instrumen keuangan berbasis aset digital.
Hingga akhir 2024, 12 negara bagian AS telah mengalokasikan dana sebesar USD 330 juta ke dalam saham Strategy (sebelumnya MicroStrategy) melalui dana pensiun dan perbendaharaan.
Negara bagian seperti California, Florida, Wisconsin, dan North Carolina menjadi wilayah dengan investasi terbesar.
Di sektor korporasi, perusahaan dari berbagai industri seperti manufaktur, pertambangan, layanan kesehatan, pendidikan, dan teknologi telah mengumumkan rencana adopsi Bitcoin sebagai aset cadangan mereka.
Strategi Perusahaan Terkemuka dalam Bitcoin
Saat ini, Strategy tetap menjadi perusahaan dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, dengan total 478.740 BTC senilai sekitar USD 46 miliar.
Perusahaan ini baru saja membeli 1.070 BTC senilai USD 101 juta, dengan harga rata-rata USD 94.004 per koin.
BACA JUGA :Harga Bitcoin Bakal Anjlok Parah, Mirip Kejadian 2020
Dalam laporan terbarunya, Strategy melaporkan imbal hasil Bitcoin sebesar 48% untuk kuartal keempat 2024 dan 74,3% untuk keseluruhan tahun. Performa luar biasa ini semakin memperkuat optimisme terhadap Bitcoin sebagai aset keuangan masa depan bagi perusahaan.
Faktor yang Mendorong Adopsi Bitcoin oleh Korporasi
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menyebabkan semakin banyak perusahaan mengadopsi Bitcoin sebagai aset utama mereka:
- Ketahanan Terhadap Inflasi
- Bitcoin dipandang sebagai aset lindung nilai (hedging) terhadap inflasi, terutama di saat bank sentral meningkatkan pencetakan uang untuk mendukung kebijakan moneter.
- Desentralisasi dan Kemandirian Finansial
- Tidak seperti aset tradisional yang dikontrol oleh pemerintah dan bank sentral, Bitcoin menawarkan kendali penuh terhadap kepemilikan aset, tanpa campur tangan pihak ketiga.
- Transparansi dan Keamanan
- Dengan teknologi blockchain, Bitcoin memungkinkan transparansi transaksi dan keamanan tingkat tinggi, yang menjadikannya aset menarik bagi perusahaan besar.
- Peningkatan Kepercayaan Institusi
- Banyak bank investasi dan institusi keuangan kini telah menerima Bitcoin sebagai aset yang sah, yang turut meningkatkan kepercayaan dari perusahaan besar untuk berinvestasi dalam Bitcoin.
Risiko dan Tantangan dalam Adopsi Bitcoin
Meskipun banyak keuntungan, adopsi Bitcoin oleh perusahaan juga memiliki beberapa tantangan dan risiko, seperti:
- Volatilitas Harga yang Tinggi: Harga Bitcoin yang sangat fluktuatif dapat menjadi tantangan bagi perusahaan yang mencari stabilitas dalam aset cadangan mereka.
- Ketidakpastian Regulasi: Kebijakan pemerintah terkait aset kripto masih terus berkembang dan bisa berubah, yang dapat berdampak pada bagaimana perusahaan mengelola investasi Bitcoin mereka.
- Keamanan Digital: Meskipun blockchain sangat aman, perusahaan masih harus mengatasi risiko peretasan, kehilangan akses, dan tantangan keamanan lainnya dalam menyimpan aset digital.
Masa Depan Bitcoin sebagai Aset Utama Perusahaan
Dengan meningkatnya minat perusahaan terhadap Bitcoin,
banyak analis percaya bahwa Bitcoin akan menjadi aset utama dalam portofolio perusahaan besar dalam beberapa tahun mendatang.
Perusahaan yang lebih cepat mengadopsi Bitcoin
dapat memiliki keunggulan kompetitif dalam dunia bisnis yang semakin bergantung pada teknologi digital dan sistem keuangan terdesentralisasi.
Bahkan, beberapa pakar keuangan
memprediksi bahwa dalam lima tahun ke depan, Bitcoin tidak hanya akan menjadi aset cadangan perusahaan, tetapi juga akan
digunakan sebagai alat transaksi utama dalam perdagangan internasional.
Bitcoin semakin diprediksi menjadi aset utama
perusahaan di masa depan, dengan banyak perusahaan dan institusi keuangan mulai mengalokasikan investasi besar ke dalam Bitcoin. Pergeseran ini dipicu oleh ketahanan Bitcoin terhadap inflasi, transparansi
blockchain, dan meningkatnya kepercayaan institusi terhadap aset digital ini.
Meskipun masih ada tantangan terkait regulasi dan volatilitas harga, banyak pakar percaya bahwa Bitcoin akan memainkan peran kunci
dalam transformasi sistem keuangan global. Dengan semakin banyak perusahaan mengadopsi Bitcoin, era aset digital sebagai standar baru dalam investasi korporasi tampaknya semakin dekat.