Harga Bitcoin Bakal Anjlok Parah, Mirip Kejadian 2020
Bitcoin, aset kripto terbesar di dunia, berpotensi mengalami penurunan drastis yang bisa mengguncang pasar kripto secara keseluruhan. Prediksi ini datang dari Tara McAulay, CEO Pharos Fund sekaligus mantan pendiri Alameda Research. Dalam wawancara terbarunya, McAulay memperingatkan bahwa para pelaku kripto mungkin terlalu percaya diri terhadap stabilitas harga Bitcoin saat ini, tanpa menyadari adanya risiko besar akibat tingginya tingkat leverage di pasar.

Bitcoin sendiri telah mengalami berbagai fluktuasi harga selama beberapa tahun terakhir. Kejadian terburuk dalam sejarah kripto terjadi pada Maret 2020, ketika harga Bitcoin anjlok hingga 85% dalam sehari, menyebabkan aksi jual besar-besaran yang menghapus kapitalisasi pasar hingga USD 40 miliar. McAulay menyebut bahwa kondisi pasar saat ini memiliki kemiripan dengan 2020, dan berpotensi mengarah pada kejatuhan serupa dalam waktu dekat.
Harga Bitcoin Bakal Anjlok Parah, Mirip Kejadian 2020
Menurut McAulay, ada beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan harga Bitcoin jatuh secara signifikan:
-
Meningkatnya Tingkat Leverage
- Pasar kripto saat ini memiliki tingkat leverage yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
- Banyak investor menggunakan margin trading yang berisiko tinggi, yang bisa memicu likuidasi besar-besaran jika terjadi pergerakan harga drastis.
-
Kurangnya Kesadaran Pelaku Pasar terhadap Risiko
- McAulay menilai bahwa banyak pelaku pasar terlalu optimis terhadap kenaikan harga Bitcoin, tanpa mempertimbangkan risiko besar yang mengintai.
- Sikap ini bisa membuat investor lengah dan tidak siap menghadapi kemungkinan skenario bearish yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
-
Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil
- Perekonomian dunia masih menghadapi berbagai tantangan, seperti tingkat inflasi yang tinggi, ketidakpastian kebijakan moneter, serta dampak geopolitik.
- Sentimen global yang buruk dapat mendorong investor untuk menarik modal mereka dari aset berisiko tinggi seperti Bitcoin.
-
Dampak Regulasi terhadap Pasar Kripto
- Pemerintah di berbagai negara semakin aktif dalam mengatur pasar kripto, yang bisa berdampak pada likuiditas dan adopsi Bitcoin.
- Ketidakpastian regulasi sering kali menyebabkan volatilitas tinggi di pasar aset digital.
Perbandingan dengan Kejatuhan Bitcoin di Tahun 2020
Pada Maret 2020, Bitcoin mengalami salah satu kejatuhan terbesar dalam sejarah, di mana harga Bitcoin turun hingga 85% hanya dalam sehari. Kejadian ini disebabkan oleh kombinasi faktor, termasuk likuidasi besar-besaran, tekanan ekonomi akibat pandemi, serta panic selling dari investor besar.
Saat itu, kapitalisasi pasar Bitcoin mengalami penurunan signifikan sekitar USD 40 miliar, yang menyebabkan dampak besar di seluruh ekosistem kripto. McAulay menilai bahwa situasi saat ini memiliki banyak kesamaan dengan kondisi sebelum kejatuhan 2020, yang berarti risiko serupa bisa terjadi lagi di masa mendatang.
Prediksi Kejatuhan Bitcoin di 2025
Dalam wawancara bersama David Brickell dari FRNT di podcast Crypto Options Unplugged, McAulay mengungkapkan bahwa risiko likuidasi besar bisa terjadi dalam tiga bulan ke depan atau bahkan sepanjang 2025.
“Kami mulai semakin khawatir selama beberapa minggu terakhir bahwa pasar mungkin kurang memperhitungkan risiko terjadinya peristiwa likuidasi besar dalam tiga bulan ke depan, atau setidaknya sepanjang tahun 2025,” ujar McAulay dalam wawancara yang dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (20/2/2025).
McAulay menilai bahwa dengan tingginya leverage di pasar kripto, maka skenario kejatuhan yang tiba-tiba bisa terjadi kapan saja, terutama jika ada peristiwa eksternal yang memicu aksi jual besar-besaran.
Apakah Bitcoin Akan Mengalami Crash Lagi?
Meskipun ada risiko kejatuhan, tidak semua analis setuju dengan pandangan pesimis ini. Beberapa faktor yang bisa menahan Bitcoin dari kejatuhan besar antara lain:
-
Adopsi Institusional
- Banyak perusahaan besar dan institusi keuangan kini mulai mengadopsi Bitcoin sebagai bagian dari portofolio investasi mereka.
- Hal ini bisa menciptakan dukungan harga yang lebih kuat dibandingkan 2020.
-
Supply yang Terbatas
- Bitcoin memiliki jumlah maksimal 21 juta koin, yang membuatnya semakin langka.
- Hal ini bisa menjaga nilai Bitcoin tetap stabil meskipun terjadi volatilitas tinggi.
-
Halving Bitcoin pada 2024
- Setiap empat tahun sekali, Bitcoin mengalami halving, yang mengurangi jumlah koin baru yang masuk ke pasar.
- Biasanya, peristiwa ini menyebabkan kenaikan harga dalam jangka panjang karena pasokan Bitcoin semakin terbatas.
Namun demikian, tetap ada kemungkinan bahwa jika kondisi ekonomi global memburuk dan investor mulai menarik dana dari aset kripto, maka Bitcoin bisa mengalami skenario bearish dalam waktu dekat.
Strategi Menghadapi Potensi Kejatuhan Bitcoin
Bagi investor yang ingin tetap bertahan di pasar kripto, ada beberapa strategi yang bisa diterapkan untuk mengurangi risiko kejatuhan harga:
-
Mengurangi Leverage
- Hindari menggunakan leverage tinggi yang dapat menyebabkan likuidasi paksa saat harga turun.
- Fokus pada investasi spot yang lebih aman dalam jangka panjang.
-
Diversifikasi Portofolio
- Jangan hanya berinvestasi di Bitcoin, tetapi juga di aset lain seperti Ethereum, saham, atau emas untuk mengurangi risiko volatilitas.
-
Mengamankan Profit Secara Bertahap
- Jika harga Bitcoin mencapai titik tertinggi baru, pertimbangkan untuk mengambil sebagian keuntungan dan menyimpan dalam aset yang lebih stabil.
-
Mengikuti Berita dan Analisis Pasar
- Tetap up-to-date dengan berita terbaru tentang regulasi, kebijakan ekonomi, dan sentimen pasar kripto untuk mengantisipasi pergerakan harga.
BACA JUGA:Bitcoin Ciptakan Puluhan Ribu Pekerjaan di AS
Bitcoin berada dalam situasi yang berpotensi mengalami penurunan besar seperti yang terjadi pada 2020, menurut prediksi Tara McAulay dari Pharos Fund. Dengan tingginya tingkat leverage di pasar dan kurangnya kewaspadaan dari investor, ada kemungkinan likuidasi besar bisa terjadi dalam waktu tiga bulan ke depan atau sepanjang 2025.
Meskipun ada risiko tersebut, Bitcoin juga memiliki faktor pendukung seperti adopsi institusional, supply yang terbatas, dan efek halving yang bisa menjaga stabilitas harga dalam jangka panjang. Oleh karena itu, investor perlu tetap berhati-hati dan menerapkan strategi manajemen risiko agar dapat menghadapi volatilitas pasar dengan lebih baik.
Seiring berjalannya waktu, pasar kripto akan terus berkembang, dan keputusan yang bijak dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global akan menentukan masa depan Bitcoin serta aset digital lainnya.