Kripto 12 Februari 2025: Bitcoin dan Ethereum Kembali Merosot
Pasar kripto mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir. Pada 12 Februari 2025, harga Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) mengalami penurunan yang cukup signifikan, dipengaruhi oleh berbagai faktor makroekonomi dan kebijakan global. Investor mulai cemas terhadap volatilitas pasar, terutama setelah serangkaian kebijakan moneter dan perdagangan yang dikeluarkan oleh pemerintah Amerika Serikat dan China

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, harga Bitcoin tercatat mengalami penurunan sebesar 1,66% dalam 24 jam terakhir dan turun 2,66% dalam sepekan. Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 95.804 per koin atau setara dengan Rp 1,56 miliar (asumsi kurs Rp 16.380 per dolar AS).
Kripto 12 Februari 2025: Bitcoin dan Ethereum Kembali Merosot
Ethereum (ETH) juga mengalami nasib yang serupa, dengan penurunan 2,11% dalam 24 jam terakhir dan turun 4,82% dalam sepekan. Harga Ethereum saat ini diperdagangkan di level Rp 42,5 juta per koin. Sentimen bearish ini membuat investor berhati-hati dalam mengambil keputusan investasi.
Selain Bitcoin dan Ethereum, kripto lain juga mengalami perubahan harga yang cukup signifikan:
- Binance Coin (BNB) mengalami kenaikan 4,08% dalam 24 jam terakhir dan naik 12,42% dalam sepekan. Harga BNB saat ini berada di level Rp 10,5 juta per koin.
- Cardano (ADA) menguat 9,90% dalam sehari dan naik 4,72% dalam sepekan, dengan harga Rp 12.743 per koin.
- Solana (SOL) turun 1,14% dalam sehari dan 4,16% dalam sepekan, dengan harga Rp 3,23 juta per koin.
- XRP melemah 0,31% dalam 24 jam terakhir dan turun 4,54% dalam sepekan, dengan harga Rp 39.465 per koin.
- Dogecoin (DOGE) juga ikut turun 0,82% dalam sehari dan turun 3,92% dalam sepekan, dengan harga Rp 4.137 per koin.
Sementara itu, Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) mencatat sedikit penguatan, masing-masing naik 0,06% dan 0,01%. Saat ini, harga keduanya stabil di USD 0,9999 per koin.
Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar kripto berada di level USD 3,15 triliun atau setara dengan Rp 51.581 triliun, mengalami penurunan sekitar 0,98% dalam sehari terakhir.
Faktor Penyebab Penurunan Pasar Kripto
Beberapa faktor mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin dan Ethereum serta altcoin lainnya:
1. Ketidakpastian Makroekonomi Global
Salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi pergerakan harga Bitcoin adalah kondisi makroekonomi global. Sentimen investor saat ini masih dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi dan moneter yang dikeluarkan oleh bank sentral di berbagai negara. Ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat dan Tiongkok telah membuat investor lebih berhati-hati dalam berinvestasi di aset berisiko tinggi seperti kripto.
2. Ketegangan Perdagangan AS dan China
Pasar kripto mendapat tekanan setelah laporan muncul bahwa China akan menerapkan tarif tambahan pada impor energi dari Amerika Serikat, termasuk minyak mentah dan gas alam cair. Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di pasar global, termasuk di sektor kripto.
BACA JUGA :Misterius 151 Miliar Shiba Inu (SHIB) Ditarik dari Coinbase
Sebagai respons cepat, Presiden AS Donald Trump menetapkan tarif 25% pada impor baja dan aluminium. Keputusan ini berhasil mendorong pemulihan Bitcoin ke level USD 97.838 pada 11 Februari. Namun, harga Bitcoin kembali mengalami koreksi pada hari berikutnya.
3. Performa Bitcoin di Awal Tahun 2025
Bitcoin sempat mencapai level tertinggi di USD 108.000 pada Januari 2025, namun setelahnya mengalami koreksi lebih dari 15%. Koreksi ini menunjukkan karakteristik volatilitas Bitcoin yang tinggi, yang sering dipengaruhi oleh sentimen pasar, kebijakan moneter, dan likuiditas global.
4. Investor Beralih ke Ethereum (ETH)
Ethereum menjadi aset yang lebih menarik bagi investor dalam beberapa pekan terakhir. Investor mulai melihat peluang membeli ETH setelah harganya sempat anjlok ke USD 2.100. Berdasarkan data dari SosoValue, perdagangan ETF Ethereum spot di AS menarik arus masuk sebesar USD 420 juta, melampaui aliran dana ke ETF Bitcoin untuk pertama kalinya pada tahun ini.
Saat ini, Ethereum diperdagangkan di kisaran USD 2.670, namun masih 45% di bawah rekor tertingginya di November 2021 sebesar USD 4.878.
5. ETF Bitcoin Masih Mengalami Arus Masuk Positif
Meskipun harga Bitcoin mengalami penurunan, ETF spot Bitcoin di Amerika Serikat masih menunjukkan arus masuk positif sebesar USD 203,54 juta selama periode 3-7 Februari 2025. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa investor masih optimistis terhadap Bitcoin, meskipun mereka tetap berhati-hati di tengah ketidakpastian global akibat kebijakan perdagangan AS.
Bagaimana Prospek Kripto ke Depan?
Meskipun saat ini Bitcoin dan Ethereum mengalami pelemahan, prospek jangka panjang masih cukup menarik. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pasar dalam waktu dekat meliputi:
-
Kebijakan Bank Sentral AS (The Fed)
- Pasar masih menunggu keputusan dari Ketua The Fed, Jerome Powell, mengenai kebijakan suku bunga. Jika The Fed memberi sinyal akan melonggarkan kebijakan moneternya, ini bisa menjadi katalis positif bagi Bitcoin dan aset kripto lainnya.
-
Peningkatan Adopsi Institusional
- Semakin banyak perusahaan dan institusi keuangan mulai memasukkan Bitcoin dan Ethereum ke dalam portofolio investasi mereka. Jika tren ini berlanjut, permintaan terhadap kripto bisa meningkat dalam jangka panjang.
-
Regulasi Kripto di Berbagai Negara
- Sejumlah negara sedang dalam tahap penyusunan regulasi mengenai kripto. Jika regulasi yang diterapkan menguntungkan ekosistem kripto, ini bisa memberikan sentimen positif bagi pasar.
-
Momentum Bitcoin Halving 2026
- Sejarah menunjukkan bahwa Bitcoin biasanya mengalami kenaikan harga menjelang momen halving, yang dijadwalkan pada 2026. Jika tren ini berulang, Bitcoin bisa kembali naik dalam beberapa tahun ke depan.
Apakah Waktu yang Tepat untuk Berinvestasi?
Kondisi pasar saat ini menunjukkan bahwa Bitcoin dan Ethereum masih berada dalam fase konsolidasi. Penurunan harga bisa menjadi peluang bagi investor jangka panjang untuk melakukan akumulasi aset kripto dengan menerapkan strategi Dollar-Cost Averaging (DCA).
Namun, bagi investor jangka pendek, volatilitas pasar yang tinggi perlu menjadi perhatian utama. Penting untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga dan melakukan riset sebelum mengambil keputusan investasi.
Sebagai langkah antisipasi, investor sebaiknya menyusun strategi investasi yang disiplin, menghindari keputusan emosional, dan memastikan portofolio investasi tetap seimbang antara aset berisiko tinggi dan aset yang lebih stabil.
Disclaimer: Artikel ini hanya bersifat informasi dan bukan merupakan saran investasi. Pastikan untuk selalu melakukan analisis dan konsultasi sebelum berinvestasi di aset kripto.
Dengan demikian, meskipun Bitcoin dan Ethereum mengalami tekanan harga dalam beberapa hari terakhir, prospek jangka panjang pasar kripto tetap menarik.