Prediksi Harga Bitcoin Melesat, Elliott Wave Jadi Dasarnya
Harga Bitcoin kembali menjadi sorotan para analis pasar kripto. Seiring meningkatnya sentimen positif dan optimisme jangka panjang, berbagai prediksi menyebutkan bahwa
Bitcoin berpotensi mengalami lonjakan signifikan. Salah satu pendekatan yang kini ramai dibahas adalah analisis teknikal menggunakan Pola Gelombang Elliott atau Elliott Wave Theory
. Teori ini dipakai untuk membaca arah tren pasar berdasarkan perilaku psikologis investor.
Apa Itu Teori Gelombang Elliott?
Teori Gelombang Elliott adalah pendekatan analisis teknikal yang dikembangkan oleh Ralph Nelson Elliott pada tahun 1930-an.
Teori ini menyatakan bahwa pergerakan harga pasar keuangan bergerak dalam pola gelombang berulang karena psikologi kolektif investor.
Secara umum, pola Elliott Wave terbagi menjadi dua jenis gelombang utama: impulsif (naik) dan korektif (turun). Dalam tren naik, harga akan bergerak dalam 5 gelombang (tiga naik dan dua turun).
Ketika tren selesai, akan muncul 3 gelombang koreksi. Pola ini terus berulang dalam berbagai skala waktu.
Bitcoin dan Penerapan Elliott Wave
Analis teknikal menggunakan Elliott Wave untuk memperkirakan bahwa Bitcoin saat ini berada di fase gelombang keempat dan bersiap untuk memasuki gelombang kelima, yang berpotensi mendorong harga naik signifikan. Berdasarkan pola sebelumnya, gelombang kelima biasanya membawa harga mencapai titik tertinggi baru, atau bahkan menembus rekor sebelumnya.
Beberapa grafik teknikal menunjukkan bahwa gelombang korektif (gelombang 2 dan 4) telah selesai, dan jika analisis ini benar, maka gelombang 5 bisa membawa Bitcoin mendekati target harga USD 150.000 hingga USD 200.000.
Faktor Fundamental yang Mendukung Prediksi Naik
Selain analisis teknikal, beberapa faktor fundamental juga memperkuat kemungkinan naiknya harga Bitcoin:
-
Adopsi institusional yang terus meningkat, termasuk dari perusahaan teknologi besar dan lembaga keuangan.
-
Persetujuan ETF Bitcoin spot di beberapa negara, yang membuka akses pasar ritel terhadap kripto.
-
Halving Bitcoin berikutnya yang diperkirakan akan mengurangi pasokan baru BTC di pasar.
-
Geopolitik global dan inflasi yang mendorong investor mencari alternatif lindung nilai.
Gabungan antara sinyal teknikal dan faktor fundamental ini membuat banyak analis percaya bahwa Bitcoin belum mencapai puncaknya, dan fase bull market bisa berlanjut.
Risiko dan Ketidakpastian yang Perlu Diwaspadai
Meski optimisme meningkat, tetap penting memahami bahwa prediksi berbasis Elliott Wave bukanlah jaminan pasti. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
-
Pasar kripto sangat volatil, dan bisa berubah dalam waktu singkat karena sentimen pasar atau kebijakan regulasi.
-
Interpretasi Elliott Wave bersifat subjektif, artinya dua analis bisa membaca pola yang berbeda dari grafik yang sama.
-
Berita negatif, seperti larangan regulasi atau peretasan platform, bisa membalikkan tren secara tiba-tiba.
Oleh karena itu, strategi investasi harus tetap memperhatikan manajemen risiko dan tidak hanya bergantung pada satu pendekatan.
Kesimpulan: Elliott Wave Sebagai Alat Prediksi yang Populer
Elliott Wave terus digunakan oleh analis teknikal sebagai alat bantu untuk memetakan arah pergerakan harga Bitcoin. Prediksi menuju level USD 200.000
memang terdengar ambisius, namun pola historis dan tren global menunjukkan kemungkinan itu tidak mustahil.
Dengan kombinasi sinyal teknikal dan dukungan fundamental, Bitcoin tetap menjadi aset yang menarik bagi investor jangka panjang.
Baca juga: