Emas Antam 30 Mei 2025 Kembali Sentuh Rp 1,9 Juta Per Gram
Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) kembali mencetak rekor dengan menyentuh angka Rp 1,9 juta per gram pada Jumat, 30 Mei 2025.
Lonjakan harga ini menambah panjang deretan penguatan harga emas di tengah kondisi global yang tidak menentu
Investor pun semakin melirik emas sebagai instrumen lindung nilai atau safe haven di tengah ketidakstabilan pasar.

Kenaikan Harga Emas Antam Seiring Tren Global
Kenaikan harga emas Antam tidak terjadi secara tiba-tiba. Dalam beberapa minggu terakhir, harga logam mulia secara global memang menunjukkan tren penguatan. Beberapa faktor utama yang mendorong kenaikan ini antara lain ketegangan geopolitik, inflasi global yang masih tinggi, serta kekhawatiran investor terhadap kebijakan suku bunga bank sentral di berbagai negara.
Harga emas dunia (spot) pada minggu terakhir Mei 2025 sempat menembus level USD 2.450 per troy ounce. Pergerakan ini turut memengaruhi harga emas dalam negeri, termasuk emas batangan Antam. Dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang relatif stabil, harga emas dalam rupiah tetap mengalami kenaikan seiring dengan penguatan harga global.
Respon Investor dan Pelaku Pasar Domestik
Kembalinya harga emas Antam ke level Rp 1,9 juta per gram tentu mendapat respon besar dari investor dalam negeri. Banyak investor ritel mulai kembali mengakumulasi emas sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio mereka. Selain itu, pelaku pasar besar juga mulai mengalihkan sebagian dananya ke aset emas yang dianggap lebih aman dari volatilitas pasar saham atau obligasi.
Di marketplace resmi Logam Mulia dan gerai-gerai Antam, tercatat lonjakan permintaan selama sepekan terakhir. Bahkan, beberapa denominasi emas seperti 5 gram dan 10 gram sempat kehabisan stok di beberapa lokasi karena tingginya minat pembeli.
Faktor Pendorong Harga Emas Kembali Menguat
Ada beberapa faktor utama yang mendorong penguatan harga emas, baik secara global maupun nasional, antara lain:
-
Ketidakpastian Ekonomi Global
Konflik geopolitik di Eropa Timur dan Timur Tengah terus berlangsung, menciptakan kekhawatiran terhadap stabilitas ekonomi global. -
Inflasi Global yang Masih Tinggi
Inflasi di negara-negara maju, termasuk AS dan Eropa, masih berada di atas target. Ini mendorong investor mencari aset lindung nilai. -
Suku Bunga Bank Sentral
Meski suku bunga tinggi, investor tetap melirik emas karena prospek pelemahan pertumbuhan ekonomi global membuat mereka mencari alternatif yang lebih aman. -
Minat Investor yang Tinggi di Pasar Domestik
Di Indonesia, emas masih dianggap sebagai instrumen investasi jangka panjang yang relatif aman dan mudah dijual kembali.
Perbandingan Harga Emas Antam Tahun Lalu dan Kini
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, harga emas Antam mengalami kenaikan cukup signifikan. Pada akhir Mei 2024, harga emas Antam berada di kisaran Rp 1,7 juta per gram. Dengan demikian, terjadi kenaikan sekitar Rp 200 ribu per gram atau naik lebih dari 11% dalam kurun satu tahun.
Kenaikan ini menegaskan bahwa emas tetap menjadi pilihan investasi yang solid bagi masyarakat Indonesia, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi dan gejolak pasar.
Strategi Investasi Emas Saat Harga Tinggi
Dengan harga emas yang kembali menyentuh rekor tertinggi, investor tentu perlu berhati-hati dalam mengambil keputusan. Berikut beberapa strategi yang bisa dipertimbangkan:
-
Investasi Berkala (Dollar-Cost Averaging)
Membeli emas dalam jumlah kecil secara berkala untuk meredam risiko fluktuasi harga. -
Pilih Denominasi Kecil
Denominasi kecil lebih likuid dan mudah dijual kembali saat dibutuhkan. -
Pantau Harga dan Berita Global
Kenaikan harga emas sangat dipengaruhi sentimen global, sehingga penting mengikuti perkembangan berita ekonomi internasional. -
Jangan Panik Jual Saat Harga Turun
Emas adalah investasi jangka panjang. Fluktuasi jangka pendek wajar terjadi.
Prospek Harga Emas ke Depan
Banyak analis memperkirakan harga emas masih akan kuat hingga paruh kedua 2025. Ketidakpastian global diprediksi belum akan reda dalam waktu dekat, sehingga minat terhadap aset safe haven seperti emas kemungkinan tetap tinggi. Namun, beberapa faktor seperti keputusan The Fed atau stabilitas geopolitik bisa memicu koreksi harga dalam jangka pendek.
Di Indonesia sendiri, permintaan emas diperkirakan tetap tinggi, terutama menjelang momen-momen penting seperti Idul Adha dan akhir tahun. Selain sebagai investasi, emas juga masih digunakan sebagai hadiah dan alat simpan nilai tradisional oleh masyarakat.
Baca juga: Pasar Kripto Tertekan Kebijakan The Fed Buat Investor Gelisah
Kesimpulan: Emas Kembali Jadi Primadona
Dengan harga yang kembali menyentuh Rp 1,9 juta per gram, emas Antam menunjukkan ketangguhannya sebagai aset investasi yang tahan guncangan. Meskipun harganya tinggi, emas tetap menarik bagi investor karena reputasinya sebagai pelindung nilai.
Namun, penting bagi investor untuk bijak dalam mengambil keputusan dan memahami risiko yang menyertai setiap instrumen investasi. Dengan strategi yang tepat, emas bisa menjadi bagian penting dari perencanaan keuangan jangka panjang yang stabil dan menguntungkan.