(MDKA) Targetkan Proyek Emas di Gorontalo Produksi Q1 2026
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menargetkan produksi emas dari Proyek Emas Pani yang terletak di Gorontalo, Sulawesi, bisa dimulai pada kuartal pertama tahun 2026. Proyek ini digadang-gadang menjadi salah satu motor penggerak utama pertumbuhan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

Target Produksi Awal Capai 100.000 Ounces
Presiden Direktur MDKA, Albert Saputro, mengungkapkan bahwa produksi emas dari Proyek Pani diperkirakan akan mencapai kisaran 80.000 hingga 100.000 ons pada tahun 2026. Target tersebut disebut sebagai bagian dari fase awal produksi yang akan dimulai pada kuartal pertama tahun tersebut.
“Proyek Pani itu akan menyumbang di tahapan awal sekitar 80.000-100.000 ounces, masih dalam range. Target kami mulai produksi di Kuartal I (2026),” kata Albert Saputro, dikutip Rabu (26/3/2025).
Pengaruh Harga Emas Global terhadap Kinerja MDKA
Dengan dimulainya produksi dari Proyek Emas Pani, MDKA optimis bahwa kinerja perusahaan akan meningkat secara signifikan pada tahun depan. Terlebih lagi, harga emas global yang terus menunjukkan tren positif diyakini akan memberikan keuntungan tambahan.
“Kalau harga emas masih cukup positif, saya kira kita akan mendapat keuntungan dari situ. Emas adalah safe haven asset, jadi di tengah ketidakpastian ekonomi global, kita tetap mendapatkan manfaat,” ujar Albert.
Produksi Tambahan Dorong Posisi MDKA
Tambahan produksi dari Proyek Pani di tahun 2026 akan menjadi pendorong utama pertumbuhan MDKA. Proyek ini diharapkan menjadi penyumbang produksi utama setelah pembangunan rampung sepenuhnya pada tahun tersebut.
Tren Harga Emas Dunia Capai Rekor Tertinggi
Harga emas dunia terus menunjukkan penguatan.
Pada perdagangan Selasa (24/3/2025), harga emas di pasar spot naik 0,25% ke level US$ 3.019,85 per troy ons, mematahkan tren pelemahan selama tiga hari sebelumnya. Pada Rabu (26/3/2025) pagi, harga emas kembali naik tipis 0,05% menjadi US$ 3.021,49 per troy ons.
Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi dan kekhawatiran atas kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Baca juga:Bisakah Bitcoin Menjadi Anggota Berikutnya dari “Magnificent
Cadangan Emas Proyek Pani Capai 6,9 Juta Ounces
Cadangan emas di Proyek Emas Pani tercatat sangat besar, yakni mencapai 6,9 juta ons. Chief of External Affairs PT Merdeka Copper Gold, Boyke Abidin, menyampaikan bahwa dengan jumlah cadangan tersebut, produksi tambang bisa mencapai hingga 300 ribu ons per tahun, bahkan pada puncaknya mampu memproduksi hingga 500 ribu ons per tahun.
“Produksi per tahunnya itu 300 ribu ons, bahkan bisa mencapai 500 ribu ons per tahun di puncaknya. Tambang ini tidak lagi tergolong kecil, melainkan sudah masuk kategori menengah besar,” jelas Boyke, dikutip Selasa (17/12/2024).
Dua Proyek Strategis Lain: Tembaga dan Nikel
Selain Proyek Emas Pani, MDKA juga tengah mengembangkan dua proyek strategis lainnya: Proyek Tembaga Tujuh Bukit dan proyek tambang serta peleburan nikel melalui anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA).
Tembaga Tujuh Bukit: Proyek Besar di Fase Pra-Produksi
Proyek Tembaga Tujuh Bukit merupakan salah satu proyek tembaga terbesar di dunia dan masih berada dalam fase pra-produksi. MDKA memegang 100% saham proyek ini yang terletak di bawah Tambang Emas Tujuh Bukit. Sejak 2018, perusahaan telah menginvestasikan lebih dari US$200 juta untuk studi kelayakan, eksplorasi, dan pemodelan geologi.
Pre-feasibility Study (PFS) proyek ini selesai pada Mei 2023 dan menunjukkan bahwa proyek ini memiliki manfaat
ekonomi tinggi dan umur panjang. Puncaknya, proyek ini diperkirakan akan memproses 24 juta ton bijih per tahun dengan output lebih dari 110.000 ton tembaga dan 350.000 ons emas per tahun selama lebih dari 30 tahun.
Proyek Nikel: Dukungan untuk Ekosistem Kendaraan Listrik
Melalui MBMA, MDKA terus memperluas bisnis di sektor nikel yang menyasar industri baterai kendaraan listrik.
Bahan baku MBMA berupa bijih nikel limonit dan saprolit diperoleh dari Tambang SCM (Sulawesi Cahaya Mineral), yang berlokasi di Konawe, Sulawesi Tenggara.
Tambang SCM memiliki luas konsesi 21.100 hektare dan mengandung sekitar 13,8 juta ton nikel (kadar Ni 1,22%)
serta 1,0 juta ton kobalt (kadar Co 0,08%). Dengan cadangan yang besar dan kualitas tinggi, MBMA diharapkan mampu menjadi pemasok utama bahan baku baterai dunia.
Strategi Jangka Panjang dan Komitmen MDKA
Dengan tiga proyek besar di bidang emas, tembaga, dan nikel, MDKA menunjukkan strategi jangka
panjang yang jelas dalam memperkuat posisinya di industri tambang Indonesia maupun global.
Fokus pada integrasi vertikal dan pengembangan aset berkelanjutan menjadi kunci utama perusahaan.
MDKA juga berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja operasional, efisiensi produksi, serta
memperkuat struktur keuangan untuk menunjang ekspansi bisnisnya di masa mendatang.
Penutup: Menuju Produksi dan Pertumbuhan Berkelanjutan
Proyek Emas Pani yang ditargetkan mulai produksi pada awal 2026 merupakan tonggak penting bagi MDKA.
Dengan potensi cadangan yang besar dan dukungan harga emas global yang menguat, perusahaan optimis dapat mencetak kinerja gemilang.
Didukung proyek tembaga dan nikel yang juga menjanjikan, MDKA terus melangkah maju sebagai pemain utama sektor pertambangan dan energi baru yang berkelanjutan di Indonesia.