Harga Emas Anjlok Tertekan Penguatan Dolar AS, Tapi Masih Cetak Kenaikan Mingguan
Harga emas mengalami penurunan signifikan akibat penguatan dolar AS yang membuat logam mulia ini kurang menarik bagi investor.
Namun, meskipun terkoreksi, emas masih mencatatkan kenaikan mingguan yang stabil di tengah ketidakpastian pasar global.
Pada perdagangan terakhir, harga emas di pasar spot turun sebesar 0,5% menjadi USD 2.040 per troy ons.
Sementara itu, emas berjangka AS juga mengalami koreksi dan diperdagangkan di sekitar USD 2.045 per troy ons.
Penurunan ini dipicu oleh penguatan indeks dolar AS, yang naik 0,3% terhadap mata uang utama lainnya.

Faktor Penguatan Dolar AS
Penguatan dolar AS terjadi seiring dengan ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed).
Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa inflasi AS masih cukup tinggi, sehingga meningkatkan spekulasi bahwa
The Fed mungkin akan mempertahankan suku bunga lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Analis pasar memperkirakan bahwa suku bunga yang lebih tinggi cenderung mengurangi daya tarik emas sebagai aset investasi, karena emas tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi atau deposito. Dengan dolar yang semakin kuat, investor global lebih memilih untuk menahan aset berbasis dolar, sehingga tekanan terhadap harga emas semakin besar.
Kenaikan Mingguan Tetap Terjaga
Meskipun mengalami penurunan dalam sesi perdagangan terakhir, harga emas masih membukukan kenaikan mingguan sebesar 0,8%.
Faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah ketidakpastian geopolitik dan ekspektasi akan perlambatan ekonomi global, yang meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas.
Menurut analis dari Kitco Metals, permintaan emas tetap kuat di tengah ketidakpastian global, terutama karena adanya tanda-tanda pelemahan ekonomi di beberapa negara besar, termasuk Eropa dan China. Hal ini membuat investor tetap mempertahankan kepemilikan emas mereka sebagai bentuk lindung nilai.
Baca juga:Perdagangan Tren Bearish Harga Uang Kripto EOS Jatuh 10%
Prospek Harga Emas ke Depan
Para analis memperkirakan bahwa harga emas masih memiliki peluang untuk naik kembali dalam beberapa pekan ke depan, terutama jika ada tanda-tanda bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakan moneternya di paruh kedua tahun ini.
Menurut analis pasar dari Reuters, jika The Fed memberikan sinyal dovish atau ada pelemahan lebih lanjut dalam ekonomi AS, maka harga
emas bisa kembali menembus level USD 2.100 per troy ons. Namun, jika dolar AS terus menguat dan suku bunga tetap tinggi, maka emas kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran USD 2.000–2.050 per troy ons.
Selain itu, ketegangan geopolitik yang masih berlangsung, seperti konflik di Timur Tengah dan ketidakpastian ekonomi di beberapa
negara berkembang, dapat menjadi faktor tambahan yang mendorong permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
Kesimpulan
Harga emas mengalami tekanan akibat penguatan dolar AS, namun masih mampu mencatatkan kenaikan mingguan berkat
permintaan yang kuat di tengah ketidakpastian global. Prospek harga emas ke depan masih bergantung pada arah kebijakan The Fed dan kondisi ekonomi global.
Bagi investor, emas tetap menjadi instrumen lindung nilai yang menarik, terutama jika terjadi pelemahan
ekonomi atau ketidakpastian geopolitik yang lebih luas. Oleh karena itu, meskipun harga emas saat ini mengalami koreksi, masih ada peluang untuk kenaikan lebih lanjut dalam jangka panjang.