Skip to content
MININGNEW | Berita Seputar Keuangan , Emas & Binance selalu terupdate
Menu
  • Home
    • Blog
  • CRYPTO
  • Global
    • PERTAMBANGAN
    • Emas
    • BINANCE
Menu

Batu Bara Semakin Suram, China dan Perang Dagang Jadi Sorotan

Posted on 24 February 2025

Batu Bara Semakin Suram, China dan Perang Dagang Jadi Sorotan

Jakarta, CNBC Indonesia – Harga batu bara mengalami tekanan sepanjang pekan ini akibat penurunan permintaan dari China serta ketegangan perdagangan global yang mempengaruhi arus ekspor. Meski sempat mengalami rebound, tren bearish masih membayangi pasar energi fosil ini.

Mengacu pada data Refinitiv, harga batu bara pada perdagangan Jumat tercatat berada di US$102,75 per ton, turun dari perdagangan pada Kamis (20/2/2025) yang tercatat di US$106,2 per ton, atau turun 1,12% dibandingkan hari sebelumnya. Sementara itu, pada 19 Februari 2025, harga batu bara sempat naik ke US$107,4 per ton, menguat 2,8% dari posisi US$104,6 per ton sehari sebelumnya.

Batu Bara Semakin Suram, China dan Perang Dagang Jadi Sorotan
Batu Bara Semakin Suram, China dan Perang Dagang Jadi Sorotan

Penurunan harga batu bara ini bukan hanya disebabkan

oleh faktor teknis pasar, tetapi juga didorong oleh berbagai faktor fundamental yang semakin menekan industri batu bara global.

Salah satu faktor utama yang memberikan tekanan pada

harga batu bara adalah kebijakan energi China yang semakin fokus pada diversifikasi energi dan produksi batu bara domestik yang tinggi.

Batu Bara Semakin Suram, China dan Perang Dagang Jadi Sorotan

1. Produksi Domestik China Meningkat

China merupakan salah satu negara konsumen batu bara terbesar di dunia.

Kebijakan energi China kini berorientasi pada peningkatan produksi domestik guna mengurangi ketergantungan pada impor.

Pada 2024, produksi batu bara domestik China mencapai 4,75 miliar ton, sebuah rekor baru yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada 2025, pemerintah China menargetkan peningkatan produksi hingga 4,82 miliar ton, naik 1,5% dari tahun sebelumnya. Dengan adanya peningkatan produksi ini,

permintaan batu bara impor berkurang drastis, sehingga memengaruhi negara-negara eksportir seperti Indonesia dan Australia.

2. Impor Batu Bara China Terus Menurun

Selain meningkatkan produksi dalam negeri, China juga mengurangi ketergantungannya pada batu bara impor. Impor batu bara China dari Australia, Indonesia, dan Rusia mengalami penurunan signifikan sepanjang 2024.

Ini menjadi pukulan berat bagi para eksportir batu bara yang selama ini mengandalkan China sebagai pasar utama mereka.

3. Peralihan ke Energi Terbarukan

China semakin gencar mengadopsi energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, dan hidro untuk menggantikan batu bara.

Langkah ini diambil untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target net-zero pada 2060.

Akibatnya, penggunaan batu bara di sektor industri dan energi terus mengalami penurunan.

Dampak Perang Dagang AS-China terhadap Batu Bara

1. Perubahan Pola Perdagangan Batu Bara Global

Ketegangan antara Amerika Serikat dan China tidak hanya berdampak pada perdagangan teknologi dan manufaktur, tetapi juga memengaruhi pasar batu bara global.

China yang sebelumnya mengimpor batu bara kokas dari AS dalam jumlah besar kini mulai mengurangi pembelian karena adanya tarif impor tinggi yang diberlakukan oleh pemerintah AS.

Sementara itu, AS kini berupaya mengalihkan ekspor

batu baranya ke India dan negara-negara Asia lainnya untuk menggantikan kehilangan pasar di China.

Ekspor batu bara kokas AS ke China sebelumnya mencapai US$1,84 miliar, tetapi diperkirakan akan menurun drastis dalam beberapa bulan ke depan.

2. Australia Kembali Menjadi Pemasok Utama China

Ketegangan dagang yang sebelumnya terjadi antara Australia dan China mulai mereda, memungkinkan Australia kembali menjadi pemasok utama batu bara bagi China. Setelah sempat mengalami penurunan drastis akibat embargo tidak resmi dari China, kini Australia memiliki peluang besar untuk kembali mendominasi pasar batu bara di negara tersebut.

3. Keuntungan bagi Negara Lain Seperti Kanada dan Mongolia

Seiring dengan perubahan pola perdagangan, beberapa negara seperti Kanada dan Mongolia mulai melihat peluang untuk meningkatkan ekspor batu bara mereka ke China.

Mongolia, misalnya, menargetkan peningkatan ekspor batu bara ke China hingga 20% pada 2025 untuk menggantikan pasokan dari negara lain yang terdampak perang dagang.

Prospek Batu Bara di Tengah Stok yang Melimpah

1. Kelebihan Pasokan Menekan Harga

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi industri batu bara saat ini adalah kelebihan pasokan global.

Dengan produksi domestik China yang terus meningkat, ditambah dengan cadangan batu bara yang masih melimpah di berbagai negara, harga batu bara semakin sulit untuk naik dalam jangka panjang.

2. Transisi Energi di Berbagai Negara

Selain China, beberapa negara lain seperti Vietnam, Jepang, dan Korea Selatan juga mulai mengurangi ketergantungan mereka pada batu bara dan beralih ke energi bersih.

Vietnam, misalnya, telah menetapkan strategi untuk mengurangi konsumsi batu bara secara bertahap dan meningkatkan penggunaan tenaga surya dan angin dalam beberapa tahun ke depan.

3. Kemungkinan Pemangkasan Produksi oleh Glencore dan Perusahaan Tambang Lainnya

Perusahaan tambang raksasa seperti Glencore Plc dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk memangkas produksi batu bara mereka

BACA JUGA ;Batubara Dekati Level Terendah 4 Tahun, APBI Sebut Efek Sampingnya

akibat harga yang mendekati level terendah dalam satu dekade. Langkah ini diharapkan dapat membantu menstabilkan harga batu bara global dengan mengurangi jumlah pasokan yang beredar di pasar.

Kesimpulan: Masa Depan Batu Bara Masih Penuh Ketidakpastian

Meskipun ada beberapa faktor yang dapat mendukung pemulihan harga batu bara dalam jangka pendek, seperti pemangkasan produksi oleh perusahaan tambang besar,

tekanan fundamental terhadap industri ini masih sangat besar. Kebijakan China yang semakin mengutamakan produksi domestik, perang dagang yang terus mempengaruhi pola perdagangan

batu bara, serta transisi energi di berbagai negara menjadi tantangan utama bagi industri batu bara global.

Para pelaku pasar akan terus mencermati kebijakan China, dinamika perang dagang AS-China, serta kebijakan energi di berbagai negara untuk melihat bagaimana arah harga batu bara dalam beberapa bulan ke depan. Jika permintaan tetap lemah dan pasokan terus berlebih,

bukan tidak mungkin harga batu bara akan semakin terpuruk dan menciptakan tantangan lebih besar bagi industri pertambangan global.

Sebaliknya, jika ada perubahan kebijakan dari negara-negara besar atau gangguan pasokan yang signifikan,

harga batu bara bisa mengalami rebound meskipun dalam jangka pendek.

Namun, dalam jangka panjang, industri ini masih harus menghadapi berbagai tantangan struktural yang akan terus menguji daya tahan dan fleksibilitas para pemain di sektor ini.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

saya bukan robot *Captcha loading...

TOPIK POPULER

  • Berita Olahraga Terdunia
  • Belajar Bisnis Sekarang!

Recent Posts

  • Ambruk Harga Emas Antam Logam Mulia Turun Rp 27.000
  • Nasib Emas Pekan Ini Ditentukan, Berdoalah Moga Baik-baik Saja
  • Donald Trump Bantah Raup Untung dari Kripto
  • Peringatan Harga Emas Bergerak Sangat Ekstrem, Terbang Terus Jatuh!
  • Alasan Mengapa Harga Emas Sangat Mahal dan Berharga

Archives

  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
©2025 MININGNEW | Berita Seputar Keuangan , Emas & Binance selalu terupdate | Design: Newspaperly WordPress Theme
Go to mobile version