Ini Prediksi Harga Emas di Pekan ke-3 Februari 2025, Naik atau Turun?
Jakarta – Harga emas mengalami gejolak sepanjang pekan kedua Februari 2025 akibat berbagai faktor, seperti data inflasi, kebijakan ekonomi, ancaman tarif perdagangan, dan situasi geopolitik. Namun, tekanan mulai mereda, dan sebagian investor kini mempertimbangkan ulang strategi optimis mereka untuk jangka pendek.

Harga emas dunia di pasar spot memulai pekan kedua Februari 2025 dengan harga USD 2.863,31 per ons, kemudian melonjak ke USD 2.880 pada tengah malam Waktu Timur dan mencapai USD 2.905 saat pasar Amerika Utara dibuka.
Namun, harga emas kembali menembus titik tertinggi baru di USD 2.940 per ons. Sepanjang minggu, level USD 2.900 menjadi batas pertahanan kuat di tengah fluktuasi harga akibat rilis data ekonomi dan pernyataan dari para pembuat kebijakan.
Bagaimana Potensi Kinerja Emas pada Pekan Ketiga Februari 2025?
Survei Kitco News terbaru menunjukkan bahwa para analis pasar tetap optimis meski memiliki pandangan berbeda mengenai prospek emas ke depan. Beberapa analis menilai bahwa kenaikan harga emas masih akan berlanjut, sementara yang lain memperkirakan akan ada jeda sebelum mencapai level USD 3.000.
James Stanley, ahli strategi di Forex.com, tetap optimis terhadap harga emas. Ia berpendapat bahwa tren kenaikan masih kuat, tetapi kemungkinan akan ada koreksi sebelum akhirnya menguji level USD 3.000.
Sementara itu, Colin Cieszynski dari SIA Wealth Management bersikap netral terhadap emas dalam waktu dekat.
“Setelah kenaikan signifikan, emas kemungkinan akan mengalami konsolidasi sebelum melanjutkan tren naiknya,” kata Cieszynski, dikutip dari Kitco News, Minggu (16/2/2025).
Prediksi Harga Emas oleh Para Analis
Ini Prediksi Harga Emas di Pekan ke-3 Februari 2025, Naik atau Turun?
Berikut beberapa pandangan dari para analis pasar global mengenai pergerakan harga emas pada pekan ketiga Februari 2025:
- Adrian Day, presiden Adrian Day Asset Management, menilai bahwa momentum kenaikan harga emas masih sangat kuat.
- Rich Checkan dari Asset Strategies International menekankan bahwa ketidakpastian global serta data inflasi terbaru menunjukkan bahwa emas masih menjadi aset lindung nilai yang menarik.
- Ia memperkirakan bahwa harga emas masih akan naik, meskipun ada kemungkinan koreksi kecil sebelum menembus level psikologis USD 3.000.
- Darin Newsom dari Barchart.com berpandangan optimis, dengan menekankan bahwa emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor dalam menghadapi ketidakstabilan pasar.
- Carsten Fritsch dari Commerzbank juga meyakini bahwa harga emas masih bisa naik lebih tinggi, terutama dengan semakin dekatnya level USD 3.000.
“Risiko koreksi tetap ada mengingat pergerakan harga yang sudah mencapai rekor tertinggi,” ujar Fritsch.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Emas
Beberapa faktor utama yang akan menentukan arah pergerakan harga emas pada pekan ketiga Februari 2025 meliputi:
- Data Inflasi Global – Jika inflasi terus meningkat, maka harga emas berpotensi naik karena dianggap sebagai aset lindung nilai.
- Kebijakan Bank Sentral – Keputusan bank sentral dunia, terutama The Federal Reserve (The Fed), mengenai suku bunga akan berdampak signifikan terhadap harga emas.
- Ketidakpastian Geopolitik – Konflik global atau ketegangan perdagangan dapat meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven.
- Pergerakan Dolar AS – Dolar yang melemah cenderung meningkatkan harga emas karena membuat logam mulia ini lebih murah bagi investor asing.
- Permintaan Pasar – Permintaan dari investor institusi, bank sentral, dan konsumen ritel akan berpengaruh terhadap fluktuasi harga emas.
- Tingkat Produksi dan Pasokan Emas – Gangguan pada tambang emas utama di dunia atau masalah rantai pasok dapat berkontribusi pada fluktuasi harga emas.
- Kinerja Pasar Saham Global – Jika pasar saham mengalami koreksi tajam, investor cenderung beralih ke emas sebagai aset yang lebih aman.
- Harga Minyak Dunia – Harga minyak yang tinggi sering dikaitkan dengan inflasi yang lebih tinggi, yang dapat mendorong permintaan terhadap emas.
Prospek Jangka Panjang untuk Investasi Emas
Meskipun harga emas mengalami volatilitas jangka pendek, para analis memperkirakan bahwa emas akan tetap menjadi aset berharga untuk jangka panjang. Berikut beberapa alasan mengapa emas tetap menarik bagi investor:
- Aset Safe Haven – Ketika pasar keuangan tidak stabil, emas sering dianggap sebagai aset yang aman untuk menjaga nilai kekayaan.
- Perlindungan terhadap Inflasi – Dalam lingkungan inflasi tinggi, emas memiliki kecenderungan untuk mempertahankan nilainya lebih baik dibandingkan dengan mata uang fiat.
- Diversifikasi Portofolio – Emas dapat digunakan untuk mengurangi risiko dalam portofolio investasi yang lebih luas.
- Permintaan Industri dan Perhiasan – Emas tidak hanya digunakan sebagai investasi tetapi juga memiliki permintaan tinggi dalam industri teknologi dan perhiasan.
BACA JUGA :Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Kembali ke Level Tertinggi
Naik atau Turun?
Secara keseluruhan, meskipun harga emas berpotensi mengalami koreksi jangka pendek, tren kenaikan masih dominan di pasar. Banyak analis tetap optimis bahwa emas akan terus naik dan mungkin menembus level USD 3.000 dalam waktu dekat. Namun, investor tetap harus memperhatikan faktor-faktor makroekonomi dan perkembangan pasar global sebelum mengambil keputusan investasi.
Jika faktor-faktor seperti inflasi global, kebijakan moneter, dan ketidakpastian geopolitik terus berlanjut, harga emas kemungkinan masih akan bertahan di level tinggi dan bahkan mencapai rekor baru. Namun, bagi investor jangka pendek, perlu diwaspadai potensi koreksi sebelum emas benar-benar melewati level psikologis USD 3.000 per ons.
Dengan demikian, keputusan untuk membeli atau menjual emas minggu ini harus didasarkan pada strategi yang matang serta pemahaman yang baik tentang tren pasar yang sedang berlangsung.
Ia memperkirakan harga emas masih akan naik meskipun ada kemungkinan koreksi kecil sebelum menembus level psikologis USD 3.000.
Darin Newsom dari Barchart.com juga berpandangan optimis. Menurutnya, emas tetap menjadi pilihan utama bagi investor dalam menghadapi ketidakstabilan pasar.
Carsten Fritsch dari Commerzbank juga meyakini harga emas masih bisa naik lebih tinggi, terutama dengan semakin dekatnya level USD 3.000.
“Risiko koreksi tetap ada mengingat pergerakan harga yang sudah mencapai rekor tertinggi,” ujarnya.