Kripto 16 Februari 2025: Bitcoin Menguat Terbatas
Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) dan sejumlah aset kripto lainnya mengalami pergerakan yang beragam pada Minggu, 16 Februari 2025. Sementara Bitcoin dan beberapa altcoin masih mempertahankan posisinya di zona hijau, beberapa aset kripto lainnya mengalami tekanan dalam 24 jam terakhir akibat berbagai faktor yang memengaruhi pasar.

Berdasarkan data CoinMarketCap, Bitcoin kembali mencatatkan penguatan terbatas, naik 0,06% dalam 24 jam terakhir dan mengalami kenaikan 1,13% dalam sepekan. Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 97.575 per koin, atau setara Rp 1,58 miliar dengan asumsi kurs Rp 16.260 per dolar AS.
Sementara itu, Ethereum (ETH), sebagai kripto terbesar kedua, masih melemah 1,32% dalam sehari, tetapi tetap mencatat kenaikan 1,19% dalam sepekan. Harga ETH saat ini berada di Rp 43,5 juta per koin.
Beberapa aset kripto lainnya juga mengalami pergerakan beragam:
- Binance Coin (BNB) naik 0,46% dalam 24 jam dan 6,95% dalam sepekan, kini berada di Rp 10,7 juta per koin.
- Cardano (ADA) melemah 2,35% dalam sehari, meskipun masih naik 10,23% dalam sepekan, dengan harga Rp 12.362 per koin.
- Solana (SOL) turun 2,24% dalam sehari dan melemah 3,61% dalam sepekan, dengan harga Rp 3,14 juta per koin.
- XRP masih bertahan di zona hijau, naik 0,75% dalam 24 jam dan melonjak 12,90% dalam sepekan, saat ini berada di Rp 44.685 per koin.
- Dogecoin (DOGE) turun 0,15% dalam sehari, tetapi tetap naik 6,12% dalam sepekan, kini diperdagangkan di level Rp 4.395 per token.
Sementara itu, stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD Coin (USDC) tetap stabil di USD 1,00 per koin, mencatatkan kenaikan kecil masing-masing 0,02% dan 0,01%.
BACA JUGA :Deutsche Bank Jajaki Kripto, Bermitra dengan Taurus
Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan Harga Kripto
1. Arus Keluar ETF Bitcoin di Amerika Serikat
Salah satu faktor utama yang memengaruhi pasar saat ini adalah arus keluar besar dari ETF Bitcoin di AS. Sejak 10 Februari 2025, dana yang keluar dari ETF Bitcoin telah mencapai USD 651 juta, menyebabkan kekhawatiran di kalangan investor terkait kemampuan Bitcoin bertahan di atas level USD 95.000.
Jika tren ini terus berlanjut, pasar ETF Bitcoin berpotensi mengalami penyusutan hingga USD 1,65 miliar dalam seminggu, yang dapat memberikan tekanan lebih lanjut terhadap harga BTC.
Namun, meskipun terjadi tekanan jual, Bitcoin tetap menunjukkan daya tahan yang kuat, dengan harga stabil di atas USD 97.000. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen pasar masih cukup positif, dengan dukungan dari investor ritel dan adopsi institusi yang terus berkembang.
2. Peningkatan Minat Institusional terhadap Bitcoin
Di tengah kekhawatiran mengenai arus keluar ETF, beberapa institusi besar tetap menunjukkan minat tinggi terhadap Bitcoin. Salah satunya adalah Wyoming Highway Patrol Association, organisasi yang berfokus pada kesejahteraan pekerja di Wyoming, AS.
Organisasi ini tengah mempertimbangkan Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangan mereka, dengan tujuan untuk melindungi nilai aset dari inflasi dan ketidakstabilan ekonomi global.
Langkah ini merupakan bagian dari program “Get Off Zero”, yang bertujuan untuk mengedukasi institusi keuangan dan dana pensiun mengenai Bitcoin dan manfaatnya dalam sistem keuangan modern.
Senator Wyoming Cynthia Lummis, seorang pendukung utama Bitcoin, menyambut baik keputusan ini dan menyebutnya sebagai langkah inovatif yang mendukung kebebasan finansial.
Jika lebih banyak institusi mengikuti langkah ini, maka permintaan Bitcoin bisa terus meningkat, membantu menjaga harga tetap stabil dan bahkan berpotensi mencapai USD 105.000 dalam beberapa bulan ke depan.
3. Sentimen Global dan Kebijakan Moneter
Regulasi pemerintah dan kebijakan moneter global juga memainkan peran penting dalam menentukan pergerakan harga kripto. Saat ini, beberapa negara sedang mengkaji lebih dalam terkait regulasi stablecoin dan ETF Bitcoin spot, yang dapat berdampak signifikan pada ekosistem kripto secara keseluruhan.
Di Amerika Serikat, regulator sedang mengawasi ketat pasar kripto, terutama dalam pengawasan terhadap manipulasi pasar, transparansi dana ETF, dan kebijakan pajak kripto.
Selain itu, beberapa faktor makroekonomi lainnya yang mempengaruhi harga Bitcoin dan aset kripto lainnya meliputi:
- Penurunan inflasi global, yang membuat Bitcoin semakin menarik sebagai aset lindung nilai.
- Performa positif pasar saham, yang sering kali memiliki korelasi dengan pasar kripto.
- Kebijakan suku bunga dari bank sentral, yang dapat memengaruhi aliran dana ke pasar kripto.
Strategi Investor dalam Menghadapi Volatilitas Pasar
Dalam kondisi pasar yang fluktuatif, penting bagi investor
untuk memahami perbedaan antara trading dan investasi jangka panjang agar dapat mengoptimalkan strategi mereka:
Trading Kripto
- Berfokus pada jangka pendek, dengan strategi keluar-masuk pasar dalam menit, jam, atau hari.
- Menggunakan analisis teknikal untuk mengidentifikasi pola harga dan titik entry/exit yang optimal.
- Cocok bagi investor yang ingin memanfaatkan volatilitas pasar untuk mendapatkan keuntungan cepat.
Investasi Kripto Jangka Panjang
- Berfokus pada pertumbuhan nilai aset dalam jangka waktu yang lebih lama (berbulan-bulan hingga bertahun-tahun).
- Menggunakan analisis fundamental, mencakup proyek kripto, teknologi blockchain, serta adopsi ekosistem kripto.
- Cocok bagi investor yang ingin membangun portofolio jangka panjang dan menghindari risiko jangka pendek akibat volatilitas harga.
Bitcoin Bertahan di Tengah Tekanan Pasar
Pasar kripto menunjukkan pergerakan yang dinamis, dengan Bitcoin mengalami penguatan terbatas di tengah berbagai tantangan global.
Meskipun terdapat tekanan jual dari ETF, adopsi institusional dan optimisme investor tetap menjadi faktor pendukung utama bagi stabilitas harga Bitcoin.
Dalam jangka panjang, potensi kenaikan harga Bitcoin masih terbuka, terutama jika permintaan dari institusi terus meningkat dan regulasi semakin jelas.
Investor diingatkan untuk selalu menganalisis faktor fundamental dan teknikal sebelum mengambil keputusan investasi, serta menerapkan strategi manajemen risiko yang tepat dalam menghadapi volatilitas pasar.