Perang Dagang AS-China Ancam Harga Bitcoin
Perang Dagang AS-China Ancam Harga Bitcoin
JAKARTA – Harga Bitcoin kembali turun di bawah USD 100.000, dipicu oleh kekhawatiran akan perang dagang global setelah Tiongkok mengumumkan tarif baru hingga 15% untuk impor AS tertentu, yang akan berlaku mulai 10 Februari 2025.

Langkah ini merupakan respons terhadap perintah
eksekutif Presiden AS pada 1 Februari, yang mengenakan tarif baru terhadap barang-barang dari Tiongkok, Kanada, dan Meksiko.
Para analis memperingatkan bahwa peningkatan ketegangan perdagangan antara AS dan China dapat menyebabkan koreksi harga Bitcoin di bawah USD 90.000.
Kenaikan Tarif Memicu Volatilitas Pasar
Ryan Lee, kepala analis di Bitget Research, menyatakan bahwa kenaikan tarif dapat memicu volatilitas lebih besar untuk Bitcoin dan aset berisiko lainnya.
Meskipun Bitcoin sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan devaluasi mata uang, risiko aksi jual tetap ada dan dapat mendorong harga Bitcoin lebih rendah.
Sementara itu, James Wo, pendiri dan CEO DFG, menyoroti bahwa ekonomi besar yang terlibat dalam perang dagang sering kali mengalami penurunan pasar
yang signifikan. Ia menjelaskan bahwa perang dagang yang berkepanjangan dapat menyebabkan devaluasi dolar AS dan inflasi
yang berpotensi meningkatkan permintaan global untuk aset alternatif seperti Bitcoin.
Data dari CoinGlass menunjukkan bahwa penurunan Bitcoin di bawah USD 97.000 dapat memicu likuidasi leveraged long senilai lebih dari USD 1,3 miliar di berbagai bursa.
Setelah mengalami pemulihan sementara,
Bitcoin sempat mencapai titik terendah di USD 96.200, tetapi masih berisiko mengalami penurunan lebih lanjut karena ketidakpastian ekonomi global.
Potensi Dampak Positif bagi Bitcoin
Namun, ada juga sisi positif dari situasi ini.
Jika Federal Reserve memutuskan untuk menurunkan suku bunga sebagai respons terhadap tekanan ekonomi akibat perang dagang, hal ini dapat meningkatkan likuiditas pasar dan berpotensi menguntungkan harga Bitcoin.
Selain itu, meningkatnya kekhawatiran inflasi akibat kenaikan tarif bisa mendorong investor untuk beralih ke Bitcoin sebagai aset safe haven.
Ketegangan perdagangan yang berlangsung telah memberikan dampak signifikan pada pasar tradisional, dan Bitcoin tidak luput dari pengaruh ini.
Baca juga:Gara-gara Donald Trump, India Tinjau Ulang Kebijakan Kripto
Investor akan terus memantau diskusi antara Presiden AS dan Presiden Tiongkok, yang dapat menentukan apakah perang dagang skala penuh bisa dihindari atau tidak.
Perang dagang antara AS dan China telah menambah
volatilitas dalam pasar kripto, menyebabkan Bitcoin turun di bawah USD 100.000 dan berisiko lebih lanjut. Namun, ada juga kemungkinan bahwa Bitcoin dapat memperoleh keuntungan jika kebijakan moneter global merespons ketidakpastian ekonomi ini dengan
suku bunga yang lebih rendah dan likuiditas yang lebih tinggi.
Keputusan yang diambil dalam pembicaraan dagang antara AS
dan China akan menjadi faktor penentu dalam stabilitas harga Bitcoin dan aset lainnya dalam beberapa minggu mendatang.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual kripto. Kami tidak bertanggung jawab atas
keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi Anda.