15 December 2024 By admin 0

Biang Kerok Dolar AS Makin Ganas Rupiah Sampai Tiarap!

Biang Kerok Dolar AS Makin Ganas Rupiah Sampai Tiarap!

Jakarta, keuanganindonesia.com – Dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukkan penguatan signifikan terhadap berbagai mata uang dunia, termasuk rupiah. Namun, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bahwa depresiasi nilai tukar rupiah relatif lebih kecil dibandingkan mata uang negara lainnya.

Biang Kerok Dolar AS Makin Ganas Rupiah Sampai Tiarap!

Biang Kerok Dolar AS Makin Ganas Rupiah Sampai Tiarap!

Dolar AS Menguat, Rupiah Tetap Bertahan di Tengah Tekanan

Dalam seminar nasional yang diadakan di Menara BTN, Jakarta Pusat, Sabtu kemarin, Perry menyampaikan bahwa meskipun nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS, kinerja rupiah tetap menunjukkan ketahanan. Data Bloomberg mencatat bahwa dolar AS sempat mencapai level Rp 16.008.

“Memang seluruh negara mengalami depresiasi, tetapi depresiasi rupiah termasuk yang terkecil,” ujar Perry.

Faktor di Balik Penguatan Dolar AS

Perry menjelaskan bahwa kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden AS menjadi salah satu pemicu utama penguatan dolar. Kebijakan fiskal yang diterapkan oleh pemerintahan baru AS menyebabkan peningkatan signifikan dalam defisit fiskal, mencapai 7,7%.

Hal ini mendorong banyak investor untuk memindahkan portofolio investasi mereka ke pasar Amerika Serikat, yang menawarkan keuntungan lebih tinggi. Fenomena ini dikenal dengan istilah capital reversal, yaitu perpindahan dana investasi ke AS akibat daya tarik kebijakan ekonominya.

“Utang pemerintah AS yang sangat besar, ditambah dengan suku bunga tinggi, membuat dolar semakin kuat. Indeks dolar, yang sebelumnya berada di angka 101, kini melonjak menjadi 107 hanya dalam waktu 1,5 bulan,” tambah Perry.

Dampak terhadap Pasar Global dan Rupiah

Kebijakan fiskal AS yang agresif berdampak besar pada pasar global. Dengan dolar AS yang semakin kuat, banyak mata uang dunia mengalami tekanan. Namun, Perry menegaskan bahwa dampaknya terhadap rupiah masih lebih kecil dibandingkan negara lain.

“Semua negara terkena dampaknya, tetapi Indonesia berhasil menjaga depresiasi rupiah pada level yang lebih baik dibandingkan negara lain,” jelas Perry.

Tantangan di Masa Depan

Perry mengingatkan bahwa tren penguatan dolar ini kemungkinan besar akan terus berlanjut selama lima tahun masa kepemimpinan Donald Trump. Hal ini menghadirkan tantangan baru bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Kita memasuki era baru, di mana tekanan global meningkat. Penting bagi Indonesia untuk terus memperkuat kebijakan ekonomi demi menjaga stabilitas di tengah ketidakpastian ini,” tutup Perry.