2 December 2024 By admin 0

Skandal Gunung Emas RI dan Lenyapnya Puluhan Triliun

Skandal Gunung Emas RI dan Lenyapnya Puluhan Triliun Uang Investor merujuk pada sebuah

kasus besar yang melibatkan potensi kekayaan sumber daya alam berupa emas  Indonesia,

yang berujung pada hilangnya dana investasi dalam jumlah yang sangat besar mengakibatkan rugi.

ilustrasi gunung emas di Kongo

Skandal Gunung Emas RI dan Lenyapnya Puluhan Triliun

Nilai ekonomi yang cukup tinggi banyak pihak  yang berlomba-lomba untuk mengeruk emas yang tersimpan di perut bumi,

salah satunya contoh nya adalah mega skandal yang mengguncang bursa Kanada dan Amerika Serikat soal penemuan ‘gunung emas’ di Indonesia.

Ini merupakan cerita skandal terbesar yang terjadi di industri pertambangan yang menyeret

nama Soeharto hingga perusahaan tambang emas yang melantai di bursa saham Kanada (Alberta, Toronto) dan Amerika Serikat (Nasdaq).

Kisah skandal tambang emas Bre-X bermula dari pendirian perusahaan tambang kecil bernama

Bre-X Minerals Ltd di Kanada pada tahun 1988 oleh David Walsh.

Perusahaan ini mengalami perubahan nasib drastis pada tahun 1993,

setelah pengumuman penemuan deposit emas terbesar di dunia yang berlokasi di Indonesia.

Berita tersebut mendorong Walsh untuk datang ke Jakarta, di mana ia bertemu dengan ahli geologi, John Felderhof.

Bersama Felderhof, Walsh melakukan perjalanan selama 12 hari ke Busang, sebuah kawasan di Kutai Timur,

Kalimantan Timur, yang diyakini mengandung emas. Atas saran Felderhof, Walsh memutuskan untuk membeli properti tambang di Busang.

Setelah kembali ke Kanada, Walsh segera mempersiapkan proyek Busang

dan pada Mei 1993, Bre-X merilis laporan kepada para investor yang menjelaskan potensi tambang tersebut.

Pada Oktober 1995, Bre-X mengumumkan bahwa Busang mengandung deposit emas lebih dari 30 juta ons.

Pengumuman tersebut mendorong harga saham Bre-X meroket.

Saham Bre-X yang sebelumnya bernilai kecil, mencapai puncaknya dengan nilai US$200

sebelum stock split, menghasilkan kapitalisasi pasar hingga lebih dari US$9 miliar (setara Rp147 triliun nilai saat ini).

Tambang Busang pun menjadi rebutan. Perusahaan Barrick, dengan dukungan memo

dari Presiden AS George Bush kepada Presiden Soeharto, menunjukkan minatnya.