Antam Kaji Akuisisi Tambang Emas Baru Di Tahun 2024
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tengah mempertimbangkan akuisisi tambang emas baru untuk memperkuat cadangan dan meningkatkan produksi emas. Langkah ini bertujuan mendukung ekspansi perusahaan di sektor pertambangan
, mengoptimalkan potensi pasar, dan memperkuat posisi Antam di industri tambang emas Indonesia.
Langkah strategis ini diharapkan dapat memperluas wilayah operasi Antam dan memberikan akses ke cadangan emas yang lebih besar. Akuisisi tambang emas baru juga akan memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan rantai pasok dan meningkatkan efisiensi produksi. Dengan fokus pada pengembangan berkelanjutan, Antam berencana untuk memanfaatkan teknologi terbaru guna meningkatkan hasil tambang dan meminimalkan dampak lingkungan, seiring dengan upaya menjaga daya saing di pasar global. Selain itu, langkah ini diharapkan dapat memperkuat posisi Antam sebagai pemimpin industri pertambangan emas di Indonesia dan Asia Tenggara.
Sampai kuartal III/2024, ANTM mencatatkan cadangan emas di Tambang Emas Pongkor sebesar 185.000 oz, dengan sumber daya sebesar 528.000 oz.
Adapun, pabrik pemurnian dan pengolahan logam mulia dari ANTM memiliki kapasitas manufaktur sekitar 30 juta ton per tahun.
Seperti diberitakan sebelumnya, ANTM mencatatkan laba bersih sebesar Rp2,2 triliun sampai September 2024.
Torehan itu turun 22,72% dari posisi laba periode yang sama tahun lalu di level Rp2,8 triliun.
Produk emas yang berkontribusi 83% terhadap total penjualan ANTM dengan
nilai penjualan emas mencapai Rp35,7 triliun, meningkat 85% dari capaian 9 bulanan 2024 sebesar Rp19,29 triliun Sampai September 2024
ANTM mencatat total volume produksi logam emas dari tambang perusahaan sebesar 743 kilogram (23.888 troy oz).
Adapun, volume penjualan emas Antam dalam 9 bulan 2024 meningkat 47% secara tahunan dari 19.460 kg menjadi 28.567 kg
Peningkatan volume penjualan emas ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan strategi pemasaran Antam, tetapi juga mengindikasikan pemulihan permintaan emas di pasar domestik dan internasional.
Nilai itu setara dengan 14% dari total pendapatan ANTM. Pada saat yang sama, volume produksi dan penjualan feronikel Antam sebanyak 15.244 ton dan 11.691 ton
Hanya saja, pendapatan itu mesti tergerus oleh beban pokok penjualan yang naik lebih tinggi,
yaitu sebesar 57,64% year-on-year (YoY) ke level Rp39,09 triliun per kuartal III/2024