Gak Cuma RI ASEAN Kalah Modal Eksplorasi Tambang dari AS Cs
ASEAN Modal Eksplorasi Tambang dari AS Cs
Gak Cuma RI ASEAN ,Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan kegiatan eksplorasi mineral dan batu bara (minerba) yang dilakukan oleh sejumlah negara di ASEAN selama ini masih jauh lebih rendah, terutama apabila dibandingkan sejumlah negara maju, seperti Amerika Serikat
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno menyampaikan bahwa sekalipun berpotensi menjadi pusat untuk investasi di sektor pertambangan,
Gak Cuma RI ASEAN, kalah modal apabila dibandingkan negara seperti Amerika Serikat dan negara lainnya.
Kita lihat ASEAN kan sebetulnya magnetnya betul-betul ada di Indonesia, beberapa yang di Filipina, ada nikel, kemudian ada beberapa negara lain, Myanmar, Laos, dan lain sebagainya, untuk eksplorasi masih relatif jauh,” kata Tri dalam acara MIND ID Commodities Outlook 2025 di Jakarta
Oleh sebab itu, Tri memandang bahwa apabila ASEAN mempunyai cita-cita menjadi pusat investasi di sektor
pertambangan, maka pusat investasi sudah semestinya berada di Indonesia
Negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan sektor eksplorasi tambang.
Keterbatasan modal dan teknologi membuat mereka kalah bersaing dengan investasi asing,
terutama dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya. Dominasi modal asing ini berpotensi menghambat pengelolaan sumber daya alam yang lebih mandiri dan berkelanjutan di kawasan
Selain ketergantungan pada modal asing, negara-negara ASEAN juga harus menghadapi tantangan lain,
seperti kurangnya investasi dalam riset dan pengembangan teknologi eksplorasi
Hal ini semakin memperburuk posisi mereka di pasar global,
di mana negara-negara besar seperti AS dan China memanfaatkan kecanggihan teknologi dan sumber daya yang mereka miliki untuk menguasai pasar tambang internasional.
Ke depannya, perlu memperkuat kerjasama antarnegara dan merumuskan kebijakan yang dapat menarik lebih banyak investasi
domestik serta meningkatkan kemampuan lokal dalam mengelola potensi tambang mereka secara berkelanjutan
Keadaan ini juga menciptakan ketimpangan dalam pengelolaan sumber daya alam,
di mana keuntungan besar lebih banyak dinikmati oleh investor asing daripada masyarakat lokal